Cinta, Orang yang Beriman Sangat Mencintai Allah

Cinta, Orang yang Beriman Sangat Mencintai Allah

Mencintai Allah – Cinta adalah kehidupan, sehingga orang yang tidak memilikinya seperti orang mati. Cinta adalah cahaya, maka barang siapa yang tidak memilikinya seperti berada di tengah lautan yang gelap gulita. Cinta adalah obat penyembuh, maka siapapun yang tidak memilikinya akan merasa hatinya terendap berbagai macam penyakit. Dan cinta adalah kelezatan, sehingga siapapun  yang tidak memilikinya akan merasa seluruh hidupnya menjadi kegelisahan dan penderitaan. Cinta adalah ruh iman dan amal, kedudukan dan keadaan, yang jika cinta ini tidak ada di sana akan menyebabkan jasadnya bagaikan tidak memiliki ruh. Demikian dokter cinta, Ibnu Qayyim AL Jauziyah pernah mengatakan. 

Al Jauziyah melanjutkan, bahwa cinta tidak bisa hanya dengan batasan-batasan tertentu. Sebab batasan-batasan itu justru membuat cinta semakin sulit terdeteksi dan tersembunyi. Batasannya adalah keberadaannya. Tidak ada sifat yang lebih pas untuk cinta selain dari kata cinta itu sendiri.

Saat anda merasakan cinta, ada banyak ungkapan yang dapat anda tuliskan tentang diri Anda. Jika anda bertanya kepada Imam Ibnu Qayyim AL Jauziyah tentang cinta, beliau rahimahumullah telah menjawabnya,

Cinta adalah kecenderungan yang terus-menerus di dalam hati yang membara.

lCinta itu mementingkan yang dicintai dari segala yang menyertai.

Cinta membuat anda menyesuaikan diri dengan sang kekasih, ketika berada di dekatnya atau saat jauh darinya.

Anda menganggap sedikit pemberian anda yang banyak terhadap kekasih dan menganggap banyak pemberian kekasih kepada dirimu yang sedikit.

Cinta ditandai dengan masuknya sifat-sifat kekasih ke sifat orang yang mencintai. Maksudnya, nama sang kekasih dan sifat-sifat merasuk ke dalam hati orang yang mencintai, sehingga tidak ada yang menguasainya selain dari itu.

Cinta itu menundukkan pandangan hati dari selain kekasih karena cemburu dan menundukkan pandangan dari kekurangannya.

lCinta adalah kecenderunganmu kepada sesuatu secara total, lalu engkau lebih mementingkannya dibanding terhadap dirimu dan hartamu, lalu engkau menyesuaikan diri dengannya secara lahir dan batin, kemudian engkau mengetahui kekuranganmu dalam mencintainya.

Cinta adalah ketidak sadaran yang tidak bisa sembuh kecuali menyaksikan sang kekasih. Ketika sudah menyaksikannya, maka ketidak sadarannya justru semakin sulit digambarkan.

Cinta adalah perjalanan hati menuju sang kekasih dan lisan senantiasa menyebut namanya. Perjalanan ini bermakna kerinduan untuk bersua dengannya.

  • Allah menanamkan rasa cinta manusia kepada pasangannya

Tiadalah rasa cinta itu tumbuh kecuali Allah telah menanamkannya di hati para hamba. Dia mentakdirkan manusia mendapatkan jodohnya, kemudian mereka saling mencintai karena-Nya. Itulah cinta yang mendatangkan rasa bahagia dan kemuliaan.

Allah ta’ala berfirman yang artinya,

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” [QS. Ar Ruum : 21]

  • Cinta bisa melelahkan

mencintai AllahCinta  itu indah dan dapat melebihi keindahan yang pernah terbayang oleh manusia dengan alam sadarnya.  Oleh karena itu, ia akan sangat melelahkan jika Anda memperlakukannya dengan cara yang tidak semestinya. Anda akan lelah oleh cinta jika,

  • Sibuk berdiskusi untuk merumuskan definisi dan pengertian terbaik tentangnya.
  • lSibuk membicarakannya hingga lupa perkataannya sudah terlalu jauh dan meninggalkan pembicaraan lain yang lebih penting.
  • Sibuk mengejarnya tanpa memahami lebih dahulu dengan benar. 
  • Sibuk mencari gambaran nyatanya, padahal ia hanyalah akan menjadi nyata kalau manusia telah merasakannya.
  • Subuk mengungkapkan perasaannya, padahal ia sering tak terungkapkan oleh kata-kata.

Termasuk dalam buku yang anda baca ini, Anda akan menjadi lelah membacanya jika penulis terus menerus memperpanjang bab yang sulit berakhir ini. 

  • Orang yang beriman sangat mencintai Allah

Apakah anda akan mencintai seorang manusia, misalnya jodoh anda, melebihi cinta anda kepada Allah?

Barang siapa mencintai sesuatu selain Allah sebagaimana dia mencintai Allah, maka dia telah menjadikannya sebagai tandingan Allah. Ini merupakan tandingan dalam cinta, bukan dalam penciptaan dan penghambaan. Sebab tidak satupun makhluk adapat sejajar sebagai tandingan bagi Allah.

Kebanyakan penghuni bumi ini telah membuat tandingan selain Allah dalam cinta dan pengagungan.

Allah ta’ala berfirman yang artinya, “Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah.” [QS. Al-Baqarah: 165].

  • Makhluk Diciptakan Saling Berpasangan

Allah ta’ala menciptakan makhluk-Nya dalam keadaan saling mencari jenis yang sesuai dengannya untuk saling berpasangan. Anda secara fitrah tertarik dengan sesame manusia lawan jenis, dan tidak ada ketertarikan terhadap makhluk selain manusia atau lain jenis.

Allah ta’ala berfirman yang artinya,

“Dialah Yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan daripadanya Dia menciptakan isterinya, agar dia merasa senang kepadanya.” [QS. Al A’raf : 189].

Pasangan dari sifat yang menyerupai itu dikumpulkan oleh Allah untuk menjalani kehidupan bersama. Setiap orang akan berkumpul beserta orang-orang yang sama perilakunya. Allah akan menghimpun sesama orang-orang yang saling mencintai karena-Nya dalam surga, dan orang–orang yang saling berkasih-kasihan di atas jalan kekufuran terhimpun di neraka.

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Tidaklah seseorang mencintai suatu kaum, kecuali akan digiring bersama mereka kelak.” [ HR. Ahmad, dan An Nasai].

  • Pasangan itu menentramkan

Sejak di alam ruh, Allah telah menentukan takdir mengenai sifat makhluk-Nya. Ketika makhluk berpasang -oleh-Nya, maka Dia  menjadikan sebab perasaan tenteram dan senang antara satu dengan lainnya. Dari perbedaan jenis kelamin inilah cinta bertumbuh.

Dalam sebuah hadits, Rasulullah saw  mengatakan,

“Ruh-ruh itu ibarat tentara yang saling berpasangan, yang saling mengenal sebelumnya akan menyatu dan yang saling mengingkari akan berselisih.” [HR. Bukhari dan Muslim]

Demikian pula Allah berfirman yang artinya, dan apabila jiwa (ruh-ruh) dipertemukan.” [QS. At Takwir : 7].

Anda akan bertemu dengan orang yang memiliki sifat tidak jauh dari anda. Jika anda menginginkan pasangan yang baik, maka perbaikilah sifat anda.

  • Cinta Allah kepada Hamba-Nya

Tak ada yang melebihi kedalam cinta Allah kepada hamba-Nya. Rasulullah SAW bersabda tentang seorang ibu yang dalam cintanya terhadap anak-anaknya, namun cinta Allah lebih dalam daripada cinta yang demikian.

“Dari Umar bin Al Khaththab RA berkata: Didatangkanlah para tawanan perang kepada Rasulullah SAW. Maka di antara tawanan itu terdapat seorang wanita yang susunya siap mengucur berjalan tergesa-gesa – sehingga ia menemukan seorang anak kecil dalam kelompok tawanan itu – ia segera menggendong, dan menyusuinya. Lalu Nabi Muhammad  SAW bersabda: Akankah kalian melihat ibu ini melemparkan anaknya ke dalam api? Kami menjawab: Tidak, dan ia mampu untuk tidak melemparkannya. Lalu Nabi bersabda: Sesungguhnya Allah lebih sayang kepada hamba-Nya, melebihi sayangnya ibu ini kepada anaknya” (HR. Bukhari dan Muslim)

[Yazid Subakti]