Parenting – Perkembangan bayi yang organ-organnya sudah menuju tahap sempurna, maka jenis stimulasi dapat berupa gerakan fisik atau sentuhan oleh ibu atau ayahnya. Saatnya mengenalkan Ayah kepada janin.
-
Daftatr Isi
Mengenalkan Ayah kepada Janin
Bonding tidak hanya berlaku untuk ibu kepada janinnya, tetapi juga ayah kepada janinnya. Begitu kehamilan terjadi, seharusnya ayah sudah memahami bahwa keterlibatan dirinya bagi janin sama pentingnya seperti kehadiran ibu. Dia adalah ayahnya, dan janin itu adalah darah dagingnya.
Sampaikan kepada suami tentang rencana bonding ini dalam pembicaraan ringan dan santai. Mintalah suami mendekat ke perut anda, lalu biarkan ia mengusap perut dengan lembut atau memberikan tepukan pelan.
Katakan padanya, ”Adek, ini ayah datang ingin berbicara. Dengarkan ya…” kemudian beri kesempatan suami untuk berbicara. Misalnya ia mengatakan, ”Ini ayah, Ayah sayang sama Adek dan rindu untuk ketemu Adek”.
Lanjutkan dengan percakapan lain bersama suami yang ditujukan melibatkan janin. Biarkan jika suami bercerita tentang pekerjaannya, keadaan di luar, atau apapun yang ingin ia katakan. Yang lebih penting dari percakapan ini adalah bayi mengenali warna suara ayahnya, membedakannya dengan ibu atau suara lainnya.
Setelah percakapan itu, jangan lupa mengusap kembali perut ketika mengakhiri percakapan.
Keterlibatan ayah dalam stimulasi janin ini diharapkan meningkatkan kepeduliannya terhadap buah hati. Maksudnya, peduli untuk berinteraksi dan turut mendidiknya sampai anaknya besar nanti. Sebab, sampai saat ini, masih terlalu banyak ayah yang hanya menjadi mesin uang bagi keluarganya. Mereka mengira bahwa menjadi ayah itu sudah cukup dengan memberi nafkah dan fasilitas kehidupan. Padahal kewajiban yang lebih besar dari itu adalah mendidik generasinya sendiri. Setiap ayah berkewajiban terlibat mengasuh anaknya, bersentuhan dan mengajarkan nilai kebaikan kepada buah hatinya.
-
Stimulasi Gerakan dan Sentuhan
Menyesuaikan perkembangan bayi yang organ-organnya sudah menuju tahap sempurna, maka jenis stimulasi dapat dilakukan berupa gerakan fisik atau sentuhan oleh ibu atau ayahnya.
-
Rabaan dan usapan
Bayi Anda merasakan pergerakan yang melibatkan tubuh anda atau mengenai perut anda.
Lakukan stimulasi padanya dengan rabaan di perut atau usapan di perut. Sambal meraba atau mengusap ucapkan kata-kata seolah anda berdialog langsung dengan si kecil. Isi atau tema percakapan dengan si kecil adalah seputar pengenalan diri sendiri dan ayahnya, atau menyampaikan kalimat kebaikan kepada si kecil.
Ketika bangun pagi, dalam keadaan duduk atau setengah berbaring, usap-usap permukaan perut sambal mengatakan kepadanya, misalnya, “Ini sudah pagi. Kita bangun untuk salat subuh” kemudian berikan tepukan lembut beberapa kali. Anda kemudian bangun dari ranjang dan salat subuh. Katakana kepada sikecil dengan disertai usapan atau rabaan,
“Kita salat subuh dulu ya” kemudian berikan tepukan lembut beberapa kali.
Pada umur delapan atau sembilan kandungan, bayi kadang benar-benar merespon stimulasi ini dengan gerakannya. Gerakan ini adalah pertanda bahwa ia sudah berinteraksi dengan anda. Jika gerakan-gerakan yang dilakukannya itu anda rasakan. Jika sang ayah meletakkan tangannya di perut anda, ia juga dapat merasakan gerakan si kecil dari dalam kantung rahimnya.
-
Pergerakan ibu
Pertahankan aktifitas harian anda sebagaimana biasa anda lakukan. Jika setiap pagi anda mengepel lantai atau menyapu, maka tetaplah anda melakukannya sebagai rutinitas biasa. Anda mungkin juga memasak di dapur, pergi berbelanja, bahkan bekerja sebelum mengambil cuti.
Semua pergerakan aktif anda adalah bagian dari pendidikan bagi si kecil bahwa ada ritme perbuatan dalam kehidupan manusia. Hidup itu memang bergerak dan melakukan kebaikan-kebaikan yang produktif, bukan diam dalam kepasrahan.
Meskipun belum mampu meniru dan mahami apapun, biarkan bayi mengikuti pola kehidupan orang tuanya melalui pergerakan anda. Dalam waktu 24 jam setiap harinya, ia secara tak langsung mepelajari bahwa ada masa tenang dan diam di malam hari yaitu ketika anda tidur. Setelah tenang dan diam, ada usapan dan rabaan sebagai pertanda ajakan bangun dan salat subuh dengan gerakan-gerakan salat. Beberapa setelah itu ada suara ibu atau ayah mengaji. Setelah suara ini jeda beberapa saat dan istirahat, kemudian kembali ada pergerakan seperti jalan kaki yang berayun, yaitu saat ibu menyapu atau mengepel lantai.
Demikian terus menerus sampai kembali pada ketenangan di malam hari.
Rutinitas anda, berupa gerakan-gerakan itu, diam-diam dipelajari oleh si kecil sekaligus rangsangan baginya untuk turut bergerak aktif.
Itu sebabnya, ada nasehat kuno kaum tua bahwa ibu hamil tidak boleh bermalas-malasan. Hikmah dari nasehat ini adalah diamnya ibu hamil atau kemalasannya bergerak menyebabkan tidak adanya stimulasi bagi bayi dalam kandungan. Khawatir bayinya menjadi pasif dan tidak sehat.
[Yazid Subakti]