Parenting AlKautsar – Pada artikel ini kita akan membahas bagaimana pengaruh musik bagi otak janin dan juga rahasia dari kecerdasan bangsa Yahudi sedari Prenatal.
Daftatr Isi
Pengaruh Musik bagi Otak Janin
Sampai hari ini, banyak yang meyakini musik dapat memperbaiki kecerdasan janin dalam kandungan. Bebunyian ritmis ini dibunyikan sebagai stimulasi untuk diperdengarkan pada janin dengan harapan terjadi respon positif janin dan kelak sata lahir ia menjadi pribadi yang cerdas.
-
Tentang efek music bagi otak janin
Rangsangan berupa suara-suara music klasik akan membentuk getaran teratur yang dapat memberikan rangsangan penginderaan, organ tubuh dan emosi janin. Janin yang mendengar musik ini dapat memberi respon, baik secara psikis maupun gerakan sistem tubuhnya.
Banyak teori dan hasil penelitian yang menyatakan pengaruh positif music bagi kecerdasan janin. Musik klasik yang mengandung nada berfluktuasi antara nada tinggi dan nada rendah akan merangsang otak. Mekanisme otak manusia terdapat reseptor yang mengenali music. (Champbel, 2010)
Otak kiri dan kanan membutuhkan stimulasi yang seimbang agar fungsinya dapat berkembang secara optimal. Melodi lagu akan menstimulasi otak kanan bayi, sedangkan lirik lagunya merangsang otak bagian kiri (Depkes RI, 2010).
Musik masih banyak yang mempercayai mampu mempengaruhi perkembangan intelektual anak, sekaligus membuat anak pintar bersosialisasi. Namun tidak semua jenis musik berpengaruh positif. Mengenalkan anak pada semua jenis music dari berbagai bahasa di berbagai belahan dapat memberi efek yang baik bagi bayi dan anak-anak.
-
Tidak sembarang musik
Tentu saja tidak semua bebunyian atau music memiliki pengaruh positif bagi janin. Beberapa music keras dan menghentak justru tidak baik bagi janin sehingga tidak menjadi anjuran untuk stimulasi.
Musik yang membawa pengaruh positif itu adalah music yang mengalun ritmis. Selama 30 tahun, komponis Wolfgang Amadeus Mozart menciptakan 626 karya dengan nomor K1 sampai K626. Karya Mozart ini memiliki nada minor paling sedikit, sesuai
dengan irama jantung manusia, sederhana, lembut, tetapi kaya dengan frekuensi 3000-8000 Hz yang mirip frekuensi bebunyian di alam.
Pemberlakuan terapi atau stimulasi dengan music karya Mozart ini mampu mengurangi kematian sel neuron sehingga otak bayi tetap utuh. Cara menerapkannya cukup mudah, yaitu dengan memperdengarkan lagu klasik Mozart selama 60 menit sehari di saat rileks dengan membunyikan langsung atau menggunakan headset dengan menempelkannya di perut ibu hamil. Atus volume sayup-sayup, posisi Bunda harus senyaman mungkin dan suasana dalam keadaan tenang.
Cara sederhana ini telah menjadi kebiasaan banyak ibu hamil dan menganggap membawa dampak positif bagi kecerdasan si kecil.
Rahasia Kecerdasan Yahudi sejak Prenatal
Orang-orang Yahudi terkenal dengan kecerdasannya. Berbagai inovasi dan kemajuan teknologi di dunia ini dihasilkan dari orang Yahudi. Karya pemikiran, strategi, dan pengaruh ideology juga banyak yang dimunculkan oleh orang Yahudi. Bahkan dikatakan bahwa Yahudi adalah salah satu bangsa yang paling cerdas di dunia. Salah satu kebiasaan yang menjadi rahasia umum bagi mereka adalah karena mereka sangat mementingkan pendidikan dalam usaha mencerdaskan keturunan mereka.
-
Sumber kecerdasan itu dari ibu
Bangsa Yahudi sudah lama meyakini bahwa seorang ibu menjadi sumber kecerdasan bagi anak-anaknya. Keyakinan ini mereka wujudkan dalam pembiasaan belajar dan latihan olah pikir yang menantang bagi ibu hamil. Janin dalam kandungan wanita-wanita Yahudi sudah mulai terlibat belajar dari ibunya sehingga ketika lahir nanti lebih siap mendapatkan pembelajaran lanjutan.
DI antara kebiasaan ibu hamil bangsa Yahudi adala ibu menjadi melakukan stimulasi EQ sang janin dalam kandungan, mengasah IQ pada masa prenatal, mengajari janin mengetahui makanan yang dapat meningkatkan kecerdasan otak, serta melatih potensi fisik dan psikis anak supaya terhindar dari hal-hal yang tabu. Bayi-bayi yahudi itu lahir cerdas, karena telah mendapat pendidikan prenatal untuk memperbaiki perkembangan emosi dan intelektualnya sejak masih dalam kandungan.
Jadi, selama masa kehamilan, ibu-ibu Yahudi memang sibuk dan disiplin menjadi guru atau pengajar baginya. Sementara untuk dia sendiri juga ada tuntutan tradisi mengasah otak dengan rajin berlatih mengerjakan soal-soal hitungan yang sangat menantang.
-
Metode stimulasi Yahudi
Pertama mendengarkan musik. Para ibu hamil Yahudi rutin mendengarkan music karena meyakini bahwa musik efektif merangsang kecerdasan emosional bayi. Jenis music yang mereka dengarkan adalah orkestra dan instrumen. Di klub-klub kehamilan yang diselenggarakan oleh klinik, Para wanita Yahudi yang hamil mendapatkan kurikulum pendidikan prenatal dengan menyimak music sebagai materi pelajarannya, terutama music klasik karya Wolfgang Amadeus Mozart.
Kedua, para ibu hamil itu mengajak janinnya bercakap-cakap dan bersenandung. Mereka meyakini bahwa indera janin dalam rahim sudah berfungsi meskipun janin tidak merespon atau respon tidak dapat ibunya rasakan. Mata janin masih terpejam, tetapi telinga sudah mendengar suara sayup-sayup di antara cairan ketuban. Percakapan, senanduang, dan bebunyian diberikan dengan maksud keaktifan saraf janin semakin meningkat.
Ketiga, mereka menjadwal diri membaca dan berlatih soal-soal matematika atau fisika dengan tingkat kesulitan yang tinggi. Dengan aktivitas ini mereka meyakini bahwa kerja otak yang ia lakukan untuk memecahkan soal matematika itu menjadikan otak janin akan terasah untuk berpikir dengan baik. Ini dimaksudkan untuk melatih kecerdasan intelektual (IQ) sang janin sehingga kelak ia lahir dengan kreatif dan produktif, serta memiliki kemampuan memecahkan masalah.
Keempat, memperhatikan psikis dan etika janin dengan menghindari hal-hal tabu selama masa kehamilannya. Sang ibu akan berbuat baik dan menjaga sikap serta kestabilan emosinya selama masa kehamilan dengan keyakinan bahwa sikap ini akan menular kepada janinnya kelak ketika dilahirkan.
Kelima, para wanita Yahudi sangat ketat memperhatikan kesehatan dan asupan gizi selama masa kehamilannya. Mereka tidak mengkonsumsi kecuali makanan bergizi yang berguna untuk kesehatan dirinya dan juga janin dalam kandungannya. Dengan gizi yang cukup, mereka meyakini otak janin akan tumbuh dengan sehat pula. Otak yang sehat ini akan memiliki kemampuan berpikir lebih baik.
Menu makanan utama para ibu hamil Yahudi memenuhi energi, protein, karbohidrat, lemak, asam folat, vitamin B, zat besi, dan magnesium.
[Yazid Subakti]