Parenting Alkautsar – Bagaimana cara janin berlatih mengolah perasaan? Pikiran-pikiran ibu hamil berpengaruh pada karakter janin yang ia kandungnya. Tekanan batin, gairah hidup, kecemasan, dan luapan gembira mempengaruhi degup jantung, kecepatan pernapasan dan sikap tubuh.
Epinefrin (adrenalin) sebagai hormon stres, bersama dengan hormon lainnya beredar dalam tubuh untuk meningkatkan tekanan darah dan denyut jantung, kecepatan pernapasan dan mengubah proses tubuh lainnya. Ketika ini terjadi, kadar gula darah meningkat, sel-sel melepaskan lemak kedalam aliran darah untuk meningkatkan persediaan energi bagi otot. Hasil responnya adalah meningkatnya kesadaran yang menjadikan seseorang waspada.
Hormone ini, sebagaimana hormone yang lain yang terlepas dari sang ibu, turut mengalir ke tubuh bayi melalui plasenta. Jadi, bayi sangat rawan terpapar oleh hormone yang keluar dari ibunya. Sedangkan hormone ini berkaitan dengan suasana hati. Maka mood ibu hamil hampir pasti akan menular kepada bayinya. Saat ibu hamil terus menerus dalam kesedihan, maka bayi turut bersedih. Saat ibu sering meledak-ledak amarahnya, bayi juga terpapar suasana amarah yang kuat. Dan saat ibu nyaman dalam kegembiraan, bayi juga ceria dan penuh kegembiraan.
Jika suasana hati ibu itu sering berulang, maka bayi akan sering terbawa suasana itu dan menjadi bentukan karakternya. Suasana hati ini akhirnya dapat dapat muncul pada bayi saat terlahir nanti.
Oleh sebab itu, ibu hamil harus bahagia dan bersemangat. Sebab kebahagiaan dan semangat ini dapat menular menjadi karakter bayinya.
Daftatr Isi
Pendidikan Prenatal Menurut Ibn Qayyim Al-Jauziyyah
-
Bukti bahwa janin dapat merespon stimulasi
Sumber pendidikan prenatal menurut Ibnul Qayyim Al Jauziyyah adalah dari ayat al-Qur’an. Di antara ayat menjadi dasarnya adalah,
Artinya: “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.”
Ayat memberikan bukti bahwa janin dalam kandungan telah mendapat anugerah oleh Allah daya pendengaran, penglihatan dan hati, serta telah memiliki fungsi sejak ruh tertiup kepadanya. Dengan penjelasan ini, yakin bahwa janin mampu berinteraksi dengan keadaan internal maupun eksternal rahim sehingga stimulasi dapat ia terima selama masa prenatalnya.
-
Pendidikan Prenatal
Ternyata pendidikan prenatal berawal dari perbuatan yang jauh sebelum kehamilan, yaitu ketika memilih calon jodoh. Ibnu Qayyim mengingatkan bahwa Islam mengajarkan kepada seorang mukmin agar mengutamakan pilihan jodohnya atas dasar ketaatan dalam beragama. Ini berdasarkan hadits Rasulullah SAW,
“Wanita itu biasanya dinikahi karena empat hal. Harta bendanya, keturunan, kecantikan dan agamanya. Dan pilihnya yang agamanya baik, sebab engkau akan selamat (dari kefakiran)”. (HR. Bukhârî).
Ketaatan dalam beragama ini penting karena nantinya yang menjadi pendidik bagi janinnya adalah pasangan kita. Tidaklah mungkin bayi diajari keimanan kecuali oleh orang beriman, dan tidaklah mungkin si kecil diajak dalam ketaatan kecuali bersama orang yang taat pula.
Selanjutnya, pendidikan berlanjut pada tahap pernikahan. Islam mengatur pelaksanaan akad nikah dan tata cara bergaul dengan istri yang baik sesuai denga syariat yang ditetapkan Pasangan pengantin hendaknya sadar akan tujuan pernikahannya, mengharap ridho Allah SWT agar mendapatkan keturunan yang baik.
Dalam pernikahan ini, barulah kita masuk pada praktik prenatal yang sesungguhnya, yaitu ketika isteri telah mendapat kehamilan.
Ada pesan tauhid yang sangat penting dalam pendidikan prenatal yang disebutkan dalam al-Qur’an,
“dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah aku ini Tuhanmu?” mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuban kami), Kami menjadi saksi”. (kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan:”Sesungguhnya Kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)“. (QS AL A’raf 172)
Ayat ini memberi petunjuk bahwa pada dasarnya janin dalam kandungan memang telah mendapatkan pengajaran dari Allah dan bersaksi atas ketauhidan-Nya. Inilah seagung-agung pendidikan prenatal, sebab janin langsung dengan Allah saat ruh ditiupkan padanya.
-
Faktor yang Mempengaruhi Pendidikan Prenatal
Menurut Ibnul Qayyim, ada tiga factor yang mempengaruhi pendidikan dalam rahim.
Pertama adalah makanan. Pertumbuhan dan perkembangan janin dipengaruhi oleh makanan yang masuk ke dalam tubuhnya, yaitu makanan yang berasal dari konsumsi ibunya. Melalui plasenta makanan yang dikosumsi oleh ibunya akan masuk kedalam tubuh janin. Pengaruh makanan ini berdampak kesehatan dan kecerdasan janin sehingga makanan sang ibu mestinya mengandung gizi lengkap dan seimbang.
Kedua, factor keturunan (Genetik). Janin yang dikandung ibunya bagaimanapun akan tumbuh dan memiliki sifat mirip anggota keluarganya. Ia memiliki kemiripan dengan ayah, ibu atau dengan keluarga dekatnya. Kemiripan ini dapat meliputi ukuran fisik dan bentuk wajah, warna rambut, kulit dan mata, serta karakter atau kondisi psikis seperti kepribadian orang tua dan kerabat dekatnya.
[Yazid Subakti]