Mengokohkan Karakter Khasnya Sebagai Pemuda Muslim

Mengokohkan Karakter Khasnya Sebagai Pemuda Muslim

Parenting – Kepribadian pemuda muslim tidaklah sama dengan para pemuda umumnya penganut keyakinan lain. Pemuda muslim memiliki sikap dan perilaku khas yang membuktikan kebaikan dirinya dan kemanfaatannya bagi orang lain.  

Jika dua orang menawarkan barang dagangan yang sama kepada Anda, yang satu terkenal pendusta dan yang satunya lagi terkenal jujur, pedagang manakah yang akan Anda percaya? 

Anda pasti lebih mempercayai kata-kata pedagang jujur, meskipun Anda sudah tahu barang dagangan yang ditawarkan kedua orang itu  memiliki harga dan kualitas yang sama. Dusta, walaupun jarang diucapkan, membuat seseorang kurang dipercaya. Semakin sering berdusta, semakin tidak dipercaya seseorang. Sebaliknya, kejujuran adalah awal mula seseorang dapat dipercaya. Pahitnya kata-kata orang jujur tetap lebih dipercaya daripada manisnya kata-kata seorang pendusta. 

Karena salah satu misi pemuda muslim adalah membawa kebenaran untuk disampaikan, maka mestilah ia menjadi sosok yang dapat dipercaya. Amanah (terpercaya) adalah sifat utama yang harus dimiliki oleh seorang pengemban kebenaran sebelum sifat-sifat yang lain. Sifat ini selalu bersamaan dengan ash shidiq (kejujuran) sehingga tidak ada manusia jujur yang tidak terpercaya, dan tidak ada manusia terpercaya yang tidak jujur. 

  • Pemuda muslim berusaha selalu dalam keikhlasan 

Mari kita simak nasehat Sayyidina Ali bin Abi Thalib ra, 

“Orang yang riya’ itu memiliki empat tanda: malas ketika sendirian, semangat ketika berada ditengah-tengah manusia, bertambah amalnya ketika dipuji, dan berkurang amalnya ketika tidak mendapat pujian” 

Apa yang dikhawatirkan Ali bin Abi Thalib itu kini banyak terjadi. Para penyeru kebaikan banyak yang tampil dengan penuh semangat dan produktif tetapi di balik itu mereka menikmati pujian dan imbalan duniawi yang menjadikan mereka seorang sanjungan. Orang-orang mengelukan, mengidolakan, dan uangpun mengalir padanya. Sementara itu pesan-pesan kebenaran yang disampaikannya lebih bernuansa hiburan ketimbang nasehat kebenaran. 

Ikhlas berarti meniatkan amalan semata karena Allah dan tidak mengharap pujian atau imbalan dari makhluk. Ikhlas itu ketika kita tidak semakin bersemangat saat mendapat pujian, dan tidak semakin berkurang semangat saat orang-orang mencela. Orang yang ikhlas tidak menghitung-hitung dan berbangga atas amalnya. Sebab kepastian amal itu lebih penting daripada seberapa banyak amal yang terhitung oleh pikiran kita.

  • Penyayang

“Gembirakanlah dan jangan kau takut-takuti. Mudahkanlah dan jangan kau persulit…”

Demikian pesan yang Rasulullah SAW sampaikan ketika melepas keberangkatan Abu Musa dan Muadz untuk berdakwah di Yaman. Yang tersirat dari pesan ini adalah kita harus memahami bahwa Islam ini memang berat bagi kaum awam. Oleh sebab itu suasanakan cara menyampaikan islam kepada anak yang membuatnya terasa ringan dan menyenangkan. Ketika anak telah tumbuh menjadi pemuda muslim penyeru kebenaran, ingatkan agar islam ia sampaikan dengan cara yang paling mudah, menanamkan keimanan dengan penuh kehati-hatian, serta mengenalkan hukum dengan bertahap agar datangnya Islam bukan sebagai beban yang berat. 

Tentu saja, menjadikan Islam menyenangkan dan mudah itu tidak bermakna melonggarkan ajaran akidah dan menyederhanakan hukum yang telah Allah tetapkan. Kemurnian Islam harus tersampaikan seutuhnya. Caranya, penyeru kebenaran itu tetap menyampaikan keutuhan Islam dengan menampilkan diri sosok yang penuh kasih sayang. Doronglah anak untuk tampil sebagai seorang sahabat yang ramah, seorang tetangga yang gemar berbagi, seorang anggota masyarakat yang suka menyapa, dan sesosok teman yang peduli. 

Ingatkan pesan Nabi ini, 

Hendaklah kamu bersikap lemah lembut dan janganlah bersikap kasar dan keji (HR Bukhari)

Sesungguhnya,tidaklah sikap lemah lembut itu ada pada sesuatu kecuali akan menghiasinya dan tidak pula ia lepas dari sesuatu kecuali mengotorinya (HR Muslim) 

  • Rendah Hati dan Tenang 

Pemuda yang baik adalah seorang alim (berkeilmuan). Tetapi penguasaan ilmu yang menjadikannya tinggi hati, angkuh dan merasa paling tahu bukanlah sifat seorang penyeru kebenaran. Bahkan dalam peristiwa tertentu saat ia harus menyampaikan pesannya kepada sekelompok orang, mungkin saja di antara orang-orang itu ada yang lebih alim darinya. 

Kita harus mengingatkan kepada anak bahwa ia tidak boleh merasa paling tahu dan menganggap mereka yang dia hadapi itu bodoh. Ingatkan bahwa dia tidak boleh merasa paling benar kemudian menganggap teman yang tak seiring pemikiran itu sesat. Jika dalam kenyataannya mereka memang bodoh dan sesat, ingkatkan kepadanya bahwa dirinya di masa lampau juga sama bodoh dan sesatnya. Jikapun mereka saat ini sesat, dengan semangat dan kesungguhannya mencari ilmu, kelak mereka akan menjadi pribadi yang bahkan lebih alim dan wara’ daripada kita saat ini. 

  • Sabar 

Sesungguhnya iman itu separuhnya adalah sabar, dan separuhnya lagi adalah syukur. 

Sabar menjadi akar dari ketangguhan dan kuatnya hati, yaitu keadaan ketika anak menampakkan sifat pantang mengeluh, menahan diri dari amarah atau pemaksaan kehendak, serta kemampuan mencegah dari semua perbuatan dzalim. Muslim tangguh yang penyabar tidak mudah menyerah terhadap apa yang sedang ia perjuangkan meski rintangan semakin berat dan sulit. 

Kesabaran dalam bergaul bermakna tidak adanya keinginan dalam hati untuk membalas ketika seorang kita mendapat perlakuan dzalim dari seseorang atau sekelompok orang. Kesabaran dalam menempuh cita-cita berarti tetap teguh dan istiqamah, tetap bersemangat menghadapi jatuh bangunnya ikhtiar. 

Lawan dari sifat sabar adalah tergesa-gesa (isti’jal), yaitu sikap terburu-buru, tidak mampu menahan keinginan untuk segera merasakan hasil ikhtiar. Isti’jal juga bermakna kekurangsiapan untuk mentaati tahapan demi tahapan. 

Jika kesabaran dapat menjadi sarana tersampaikannya rencana pada cita-cita, maka isti’jal akan menjadikan semua rencana berantakan. 

  • Pemaaf 

Tsumamah bin Itsal pernah datang untuk membunuh orang yang paling ia benci, yaitu Muhammad SAW. Dengan persenjataan lengkap, ia datang ke majelis Rasulullah. Umar bin Khaththab yang berada di majelis langsung berdiri menghadangnya, tetapi Tsumamah tetap bersikeras akan membunuh Rasulullah. 

Maka diringkus lah Tsumamah hingga lelaki kafir dari Yamamah itu tak mampu melawan Umar,  lalu digelandang ke masjid. Tubuhnya terikat pada salah satu tiang masjid untuk dihadapkan pada Rasulullah agar mendapat keputusan hukum. 

Ketika Rasulullah datang, ternyata beliau malah memberinya segelas susu dan meminta Umar untuk melepas tali kekang Tsumamah. Setelah itu, ia dituntun mengucap dua kalimat syahadat. Beberapa kali ia menolak mengucapkannya, hingga akhirnya ia bangkit dan melangkah pergi. Tetapi sampai beberapa jarak, ia kembali lagi dengan wajah yang berubah. Ia menemui Rasulullah dan bersyahadat.

Rasulullah tersenyum dan bertanya, “Mengapa engkau tak mengucapkannya ketika aku menyuruhmu tadi?”

“Aku tak mengucapkannya ketika masih belum engkau bebaskan, sebab aku khawatir ada yang mengira masuk Islamku itu karena aku ketakutan padamu. Namun setelah engkau bebaskan, aku masuk Islam karena semata mengharap ridha Allah robbul alamin”

Perhatikanlah! Jiwa pemaaf Rasulullah SAW telah membawa perubahan sangat besar pada sikap orang yang Beliau hadapi. Jiwa pemaaf meluluhkan hati orang yang keras dan penuh permusuhan, berbalik menjadi seorang yang lembut dan pembela sejati. Andai saja Umar dan kerumunan sahabat ketika itu menuruti kehendak hatinya untuk bertindak terhadap Tsumamah, maka tentulah tidak akan bertambah pemeluk Islam dan pecinta Rasulullah. Bahkan sebaliknya, peristiwa itu dapat memicu perang dengan kabilah Yamamah karena para pengikut Tsumamah ingin membalas dendam. 

Tunjukkan sifat pemaaf dengan kemurahan hati untuk menerima cercaan dari orang-orang yang ia hadapi. Ketika seseorang atau sekelompok orang memusuhi anak, alihkan keinginan untuk membalas permusuhan itu. Kita tetap memiliki keyakinan bahwa di balik permusuhan selalu ada peluang untuk berdamai, bahkan berbalik menjadi dukungan. 

  • Tangguh 

Tangguh itu kesiapan lahir batin menghadapi situasi apapun. Sebab kita tak selalu tahu tahu perubahan tantangan dari waktu ke waktu. Prioritas kegiatan anak kita juga sering berubah dari satu persoalan ke persoalan yang lain. Satu waktu ia harus memprioritaskan perjuangan meraih prestasi sekolahnya, di waktu yang lain harus menyambut ajakan kebaikan bersama teman-temannya di masjid, pada tahun berikutnya harus terjun dalam organisasi, dan sebagainya. 

Ada tiga unsur ketangguhan yang harus ada dalam pribadi pemuda muslim. 

Ketangguhan fisik (Jasadiyah), yaitu tangguh secara jasmani menyongsong aktivitas dan tekanan yang beragam. Fisik yang sehat lebih memungkinkan aktivitas berjalan dengan baik dan jangkauannya lebih luas. Ia harus kita ikhtiarkan menjadi sosok yang kuat badannya, memiliki kekebalan yang baik, dan tahan menghadapi berbagai cuaca dan situasi alam yang tak menguntungkan. Kondisikan anak untuk siap terjun di lokasi bencana menyalurkan logistik, turun ke pelosok kampung yang jauh untuk berbagi bantuan. Kondisikan anak tahan guyuran hujan dan sengatan matahari. Di organisasi, anak harus siap bertahan dengan aktivitas yang bahkan waktu sehari semalam 24 jam serasa masih belum cukup. 

Ketangguhan hati (Qalbiyah), yaitu kondisi hati yang bermental baja. Hati yang tangguh adalah hati yang tidak mudah takut akan tantangan baru, atau kondisi hati yang tidak mudah putus asa dan  pantang menyerah dalam setiap ikhtiar. Banyak tantangan yang membuat anak muda gentar akan risikonya. Padahal dalam praktiknya, apa yang kita takutkan seringkali tidak terjadi. Rasa takut dan keraguan berjuang itu hanyalah cara syaitan untuk mempengaruhi manusia agar kebenaran tidak semakin berkembang. 

Ketangguhan pikir (Fikriyah), yaitu kemampuan akal pikiran kita untuk beraneka ragam masalah, dan terus mencari solusi atas semua persoalan umat. Setiap hari mungkin saja manusia akan teruji dengan persoalan baru yang harus ia hadapi dengan solusi baru. Setiap tempat, manusia memiliki persoalan sendiri-sendiri yang untuk menyelesaikannya ia butuhkan cara yang berbeda-beda.

 

[Yazid Subakti]

 

___________________________

Bunda, udah tau belum kalo ada jasa aqiqah di Jogja yang praktis dan ekonomis, Aqiqah Al-Kautsar.

Aqiqah Al-Kautsar adalah layanan jasa aqiqah Jogja terbaik sejak 2012 dan sudah dipercaya oleh lebih dari 11.000 sohibul. Nah bagi Bunda yang berdomisili di Jogja dan sudah mulai memasuki masa HPL, Aqiqah Al-Kautsar bisa jadi rekomendasi layanan aqiqah Jogja yang praktis.

Jasa aqiqah Jogja Al-Kautsar menyediakan banyak pilihan menu. Daging kambing aqiqah diolah menjadi berbagai menu lezat, mulai dari masakan nusantara, masakan timur tengah, hingga western. Nah Bunda bisa memilih sesuai dengan selera Bunda dan keluarga.

Untuk pemesanan, Bunda bisa hubungi kami di 089603897933 atau datang langsung ke kantor kami di Jl. Kaliurang Km 4,5 Tawangsari CT II D2, Sleman, DIY.