Memberi Nama Paling Indah

Memberi Nama Paling Indah

Parenting Al-Kautsar – Memberi nama paling indah kepada buah hati adalah kewajiban yangutama ketika si buah hati telah lahir ke dunia. Nama bisa menjadi ciri utama bagi manusia.

  1. Nama adalah pengenal pertama dan paling utama

Setiap benda di bumi ini memiliki nama untuk mengenalinya. Hewan, tumbuhan, benda langit, dan setiap benda di bumi memiliki nama. Semua benda itu disebut berdasarkan namanya.

Jika hewan, tumbuhan, benda langit, dan semua benda di bumi perlu memiliki nama, maka apa lagi dengan manusia. Nama bagi manusia adalah ciri atau tanda utama orang tersebut. Bayi diberi nama agar ia memiliki identitas dan jati diri yang kuat untuk dirinya dan dikenali orang lain. Orang tua memberi nama anak juga sebagai bukti memuliakannya.

Nabi Yahya as sebelum kelahirannya telah dikabarkan namanya oleh Allah SWT.

Hai Zakaria, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu akan (beroleh) seorang anak yang namanya Yahya, yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan dia” (QS. Maryam: 7).

Orang tua wajib memberi nama anaknya karena nama bagi anak adalah hak mereka dari orangtuanya. Para ulama sepakat bahwa ayah lebih berhak dalam memberikan nama kepada anaknya meskipun tidak ada larangan jika nama bayi dari orang selain ayahnya.

  1. Kapan bayi diberi nama?

Kapanpun di awal kehidupan bayi adalah waktu yang baik untuk memberi nama. Bahkan, nama sudah bisa dipilih pada saat bayi masih dalam kandungan jika sudah diketahui perkiraan jenis kelaminnya. Ini berguna untuk memotivasi semangat ibu dalam menghadapi persalinan. Pada saat bayi lahir, orang tua telah memiliki calon nama yang paling baik. Pentingnya nama sejak awal lahir ini terutama untuk pencatatan surat kelahiran dari rumah sakit bersalin atau klinik tempat bayi itu lahir.

Penetapan nama bayi untuk mengenalkannya kepada masyarakat sunnah bersamaan dengan hari ketujuh atau hari penyembelihan hewan aqiqah. Ini seperti sabda Rasulullah saw,

“Setiap anak yang lahir tergadaikan dengan aqiqahnya. Disembelihkan hewan aqiqah baginya pada hari ketujuh, dicukur rambutnya, dan diberi nama” (HR. At Tirmidzi).

Jadi, hari penetapan nama adalah hari ketujuh atau hari pada saat aqiqah berlangsung.

  1. Ketentuan memberi nama

Pemberian nama tidak semata karena mempertimbangkan keindahannya. Ada banyak nama yang terdengar indah tetapi tidak memiliki makna, bahkan bermakna buruk. Sebaliknya, ada nama yang terdengar aneh tetapi bermakna baik.

Memilih nama terbaik bagi anak berarti memilih nama yang paling baik dari lafadz atau penyebutan dan maknanya.

  • Nama yang bermakna penghambaan kepada Allah dengan nama-nama-Nya yang Indah (Asma’ul Husna) yang didahului dengan ‘abdu. Misalanya: Abdul Aziz, Abdul Ghoniy dan sebagainya.
  • Nama yang menisbatkan nama Para Nabi, nama para sahabat, tabi’in, atau orang salih. Sahabat Zubair bin ‘Awan ra memberikan nama kepada kesembilan anaknya dengan nama-nama pejuang yang syahid pada waktu perang Badar.
  • Nama yang mencerminkan doa, harapan, simbol kemuliaan, atau dorongan untuk berbuat kebaikan. Misalnya Raihaan (harum-haruman di surga), Firdaus (salah satu nama Surga), Ahsan (kebaikan/baik), Khoir (sebaik-baik), qurrota a’yun (penyejuk mata), dan sebagainya.
  • Nama tidak harus merangkainya dengan bahasa tertentu. Meskipun Bahasa Arab adalah bahasa  dalam AL-Qur’an, nama yang baik tidak harus dengan bahasa Arab. Yang paling penting adalah makna nama tersebut baik. Boleh menggunakan bahasa lain yang bermakna baik dan mengandung kemaslahatan.
  1. Nama-nama yang tidak diperbolehkan

  • Nama penghambaan kepada selain Allah. Misalnya penghambaan terhadap benda-benda : Abdul Ka’bah (hamba Ka’bah), Abdus Syamsu (hamba Matahari), Abdul Butun (hamba perut), dan sebagainya.
  • Nama Allah tanpa kalimat penghambaan. Misalnya Rahim, Rahman, Kholiq, Ghaffar, Malik, dan sebagainya.
  • Nama-nama musuh islam atau orang yang Allah murkai (Fir’ain, Qarun, Hamman dan sebagainya), nama-nama patung/berhala, atau symbol kekafiran dan permusuhan terhadap islam.
  • Nama yang mencerminkan pemujaan terhadap diri sendiri secara berlebihan. Rasulullah SAW bersabda; “Sesungguhnya nama yang paling dibenci oleh Allah adalah seseorang yang bernama Malakul Amlak (rajaanyairaja)” (HR. Bukhori dan Muslim).
  • Nama yang bermakna benda-benda yang tidak ada kebaikannya, perbuatan-perbuatan jelek atau perbuatan-perbuatan maksiat.
  1. Mengganti nama

Ada kalanya bayi telah terlanjur memberi nama dengan nama yang kurang baik atau maknanya kurang jelas. Orang tua sering memberi nama seperti ini karena pada awalnya tidak memahami pentingnya nama, atau pada saat menetapkan nama mereka kurang teliti memilih yang terbaik.

Jika demikian, perlu mengganti nama bayi. Nama yang buruk dapat mengubahnya dengan nama-nama yang lebih baik. Rasulullah melakukannya sebagaimana dari ‘Aisyah ra, bahwa ia berkata:

Sesungguhnya Rasulullah SAW mengubah nama-nama yang buruk menjadi nama-nama yang baik” (HR. AT-Tirmidzi).

[Yazid Subakti]