Meluruskan Pemahaman atas Makhluk Ghaib

Meluruskan Pemahaman atas Makhluk Ghaib

Parenting – Meluruskan pemahaman atas makhluk ghaib, seperti misalnya Jin. Jin  & manusai memiliki beberapa kesamaan, yaitu memiliki akal dan nafsu, dan sama-sama mendapatkan beban perintah dan larangan syariat.

  1. Jangan dibingungkan oleh cerita fiksi 

Ada beberapa tokoh dalam buku-buku dongeng atau cerita fiksi yang merusak akal dan akidah anak. Buku ini memuat cerita turun temurun maupun cerita karangan baru yang di dalamnya terdapat tokoh ghaib dengan nama dan sifat yang menyesatkan, tetapi terlanjur sebagian anak muslim yakini. 

Tokoh fiksi itu misalnya tentang seorang peri yang baik hati beserta tongkat ajaibnya, atau malaikat yang tergambarkan sebagai gadis kecil bersayap. 

Bukankah peri yang dimaksudkan itu adalah sebangsa jin, sedangkan meminta pertolongan kepada jin dapat menjerumuskan kepada kesyirikan? Apakah malaikat itu sesosok gadis kecil? 

Berdasarkan nama-namanya, dan sosok yang yang pernah mengunjungi Rasulullah, malaikat bukanlah sosok gadis, melainkan sosok laki-laki meskipun tidak menyebutkan bahwa malaikat berjenis kelamin laki-laki. Inilah kesesatan khayalan  makhluk  gaib yang sudah terlanjur menjadi banyak tokoh dongeng. 

Tugas orang tua saat ini adalah meluruskan pemahaman ini, meyakinkan kepada anak dengan seterang-terangnya apa itu jin dan malaikat beserta sifat-sifatnya serta bagaimana manusia berhubungan dengannya.   

  1. Menjelaskan makna Jin

Jin adalah satu jenis makhluk ciptaan Allah dari bahan dasar api. Allah memberitahukan hal ini melalui firman-Nya,  

Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar. Dan Dia menciptakan jin dari nyala api.” (QS. Ar-Rahman: 14 – 15)

Berbeda dengan manusia, jin memiliki beberapa kesamaan, yaitu sama-sama memiliki akal dan nafsu, dan sama-sama mendapatkan beban perintah dan larangan syariat. Jadi, seperti manusia, ada jin yang muslim dan ada jin yang kafir. Ada jin yang baik dan ada jin yang jahat. Ada jin yang alim persoalan agama dan ada jin yang bodoh. 

Perbedaan jin dengan manusia yang paling mendasar adalah dari asal penciptaan dan kenampakannya. Makhluk ini adalah jin, karena memiliki sifat ijtinan, yaitu tersembunyi dan tidak dapat terlihat oleh mata manusia. Manusia tidak bisa melihat jin tetai  jin bisa melihat manusia. 

Ini juga telah Allah kabarkan dalam firman-Nya

“Sesungguhnya ia (iblis) dan pengikut-pengikutnya melihat kamu di suatu keadaan yang kamu tidak bisa melihat mereka.” (QS. Al-A’raf: 27)

Karena sifat asli jin itu tidak dapat terlihat oleh manusia, maka hanya manusia tertentu saja yang dapat melihatnya karena ijin Allah (Misalnya seorang nabi atau orang salih). Kalangan bukan orang salih mungkin saja dapat melihat kenampakan jin, tetapi tidak dalam setiap keadaan dan semua orang. Sebagian orang awam yang dapat melihat jin adalah mereka yang sedang telah terpengaruh oleh jin juga.   

Ini seperti pendapat Imam Ibnu Taimiyah, ”Didalam Al Qur’an disebutkan bahwa mereka (jin) mampu melihat manusia dari tempat yang manusia tidak bisa melihat mereka. Ini adalah kebenaran yang menunjukkan bahwa mereka bisa melihat manusia dalam suatu keadaan yang mereka tidak bisa dilihat oleh manusia. Dan mereka tidaklah bisa dilihat oleh seorang pun dari manusia pada suatu keadaan akan tetapi terkadang mereka bisa dilihat oleh orang-orang shaleh atau pun orang-orang yang tidak shaleh namun mereka semua tidaklah bisa melihat jin di setiap keadaan”.

  1. Menjelaskan makna Setan

Jika Jin itu makhluk, maka setan adalah sifat yang melekat. Setan  merupakan sifat buruk yang melekat pada makhluk.  Oleh karena itu, kata ‘setan’ dinisbatkan pada setiap makhluk yang memiliki sifat membangkang, yaitu  sifat-sifat jahat, tidak taat, membelot, bermaksiat, melawan aturan, atau sifat buruk lainnya. Tidak ada sama sekali kebaikan dari sifat setan. 

Sebagai  sifat, maka setan bisa melekat pada diri manusia maupun pada jin yang sama-sama diberi beban syariat. Oleh sebab itu, setan ada dalam diri manusia dan juga jin sebagaimana firman Allah, 

“(setan yang membisikkan itu) dari golongan jin dan manusia.” (QS. An-Nas: 6).

Pahamkan kepada anak agar ia tidak takut setan. Sebab setan hanyalah sifat, yang bahkan bisa saja melekat pada manusia. 

  1. Siapakah Iblis? 

Iblis adalah nama salah satu jin yang menjadi pemimpin para pembangkang di dunia jin.

Allah telah berfirman mengenai hal ini, 

“Ingatlah ketika Kami berkata kepada para malaikat, ‘Sujudlah kalian kepada Adam!’ maka mereka semua-pun sujud kecuali Iblis. Dia dari golongan jin dan membangkang dari perintah Allah.” (QS. Al-Kahfi: 50)

Jadi, iblis adalah sejenis jin, atau nenek moyang jin yang merupakan makhluk Allah. Oleh karena itu ia juga memiliki keturunan sebagaimana umumnya jin lainnya. Allah berfirman,

“Iblis itu dari golongan jin, dan dia membangkang terhadap perintah Rab-nya. Akankah kalian menjadikan dia dan keturunannya sebagai kekasih selain Aku, padahal mereka adalah musuh bagi kalian…” (QS. Al-Kahfi: 50)

  1. Apakah hantu itu benar adanya? 

Hantu adalah makhluk Allah dari golongan jin, atau jin yang menampakkan diri di hadapan manusia dengan maksud mengganggu. Jadi, ketika makhluk jin itu menampakkan diri di hadapan manusia dengan berbagai jenisnya, maka manusia menyebutnya sebagai hantu karena tidak melihat wujud jin yang aslinya. 

Aslinya, dalam dunia jin memang terdapat jenis-jenis. Nama-nama jenis jin ini sering lebih dikenal oleh orang awam dalam istilah lokalnya. Oleh karenanya, orang mengenal jin sebagai kuntilanak, pocong, sundel bolong, banaspati, tuyul, dan sebagai di Indonesia. Nama-nama itu adalah sebuatan lokal untuk jenis-jenis bangsa jin dalam istilah orang Indonesia. Di luar negeri, penampakan makhluk jin bisa berupa jenis yang berbeda dengan sebutan yang berbeda pula. Misalnya penyebutan vampire. 

  1. Mengenal Malaikat

Malaikat adalah makhluk Allah yang bersifat ghaib, diciptakan oleh-Nya dari bahan cahaya. Malaikat adalah jamak dari kata Malak, yang secara bahasa bermakna utusan. Mereka tidak memiliki sifat ketuhanan, selalu taat kepada perintah Allah dan tidak pernah bermaksiat kepada-Nya.

Jumlah malaikat sangat banyak, tidak ada yang mengetahui selain Allah. 

Allah berfirman, “dan tidak ada yang mengetahui tentara Tuhan mu melainkan dia sendiri” (Qs. Al Muddatsir: 31).

Meyakini keberadaan malaikat adalah suatu keharusan. Bahkan Allah jadikan keimanan kepada malaikat sebagai salah satu rukun iman, yang tanpanya iman seseorang tidak akan diterima. 

Dengan mengenal malaikat, kita akan merasakan kasih sayang Allah yang telah melindungi kita dengan mengutus para malaikat untuk menjaga kita, mencatat amal amal kita, membisiki kita untuk berbuat baik dan lain sebagainya. 

Nama-nama malaikat yang dikenal ada sepuluh, yaitu Jibril, Mikail, israfil, Izrail, Munkar, Nakir, raqib, Atid, Ridwan, dan Malik.  

Malaikat memiliki jasad meskipun berbeda beda. Rasulullah SAW menceritakan bagaimana besarnya malaikat pemikul Arsy, “aku diizinkan untuk menceritakan salah satu malaikat Allah, yaitu malaikat pemikul Arsy, sesungguhnya antara cuping telinga dan pundaknya sejauh perjalanan tujuh ratus tahun”

Mereka juga memiliki sayap dengan jumlah yang berbeda beda setiap jenisnya. Di antara mereka ada yang memiliki dua sayap, tiga atau empat sayap, bahkan ada yang memiliki enam ratus sayap sebagaimana malaikat Jibril. 

Allah berfirman, “Yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat…” (Qs. Fathir: 1).

Rasulullah SAW pernah melihat malaikat Jibril dalam bentuk aslinya selama dua kali. Beliau melihat Jibril menampakan dirinya dalam bentuk aslinya, dengan enam ratus sayap yang menutupi ufuk. Selebihnya, Malaikat Jibril lebih sering datang dalam seorang laki laki asing yang tidak dikenal.

Malaikat memiliki akal tapi tidak memiliki hawa nafsu sebagaimana manusia. 

  1. Ketika anak mengaku melihat jin

Biasanya anak  merasa sangat takut melihat penampakan jin yang ia sebut sebagai hantu. Rasa takut ini adalah wajar, karena setiap manusia memang takut dengan apapun yang dianggap membahayakan, tampak buruk rupa, atau bersifat mengancam.

Kesempatan melihat jin (tanpa disengaja) mungkin saja terjadi pada anak di saat tertentu.  Anda tidak perlu ikut cemas, asalkan peristiwa itu di luar kesengajaan. Secara umum, jin yang menampakkan diri kepada manusia ada yang bermaksud jahat dan ada yang tidak. Apapun maksud jin menampakkan diri kepada manusia, tidak ada manfaat sama sekali untuk berinteraksi atau menjalin hubungan dengannya. Oleh karena itu, sikap yang paling baik terhadap jin adalah menjauhinya. 

Ajaran kepada anak untuk sering-sering berlindung kepada Allah dengan mengucapkan ta’awudz. Ketika jin menampakkan diri, perintahkan anak membaca ayat kursi karena jin takut dengan ayat ini. 

Jika keberadaan jin itu ternyata ada di rumah, baik menetap atau sekedar singgah, anda sebaiknya mengusirnya karena suatu saat bisa saja ia akan mengganggu tanpa sepengetahuan anda dan keluarga.

  1. Manusia dapat mengalahkan jin dengan izin Allah 

Jika anak ketakutan terhadap hantu (meskipun belum pernah melihatnya), pahamkan bahwa hantu adalah sejenis makhluk dari golongan jin, sedangkan jin dapat dikalahkan oleh manusia dengan ijin Allah. 

Hantu atau jin sering tergambarkan sebagai makhluk yang memiliki kesaktian atau kehebatan. Akan tetapi Allah menjamin bahwa tipu dayanya itu lemah.

  • Kalah dengan  orang-orang yang mukhlis (yang ikhlas)

Perkataan iblis sendiri ketika berdialog dengan Allah mengakui bahwa dirinya tidak dapat mengalahkan orang mukhlis. 

“Iblis berkata: “Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma’siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka”. (QS. Al- Hijr 15: 39-40).

Yang menyebabkan jin itu dapat menguasai seseorang adalah karena perbuatan dosanya. Ketika seseorang itu mukhlis, maka setan pun akan lari dan tidak akan pernah berani mendekatinya.

  • Takut dan lari oleh sebagian hamba Allah

Jin akan takut dan lari melihat orang beriman yang sangat dekat dengan Allah. Jin-jin di jalan ketakutan lari ketika Umar bin Khattab lewat. Dalam sebuah hadits riwayat Imam Turmudzi, Rasulullah SAW bersabda kepada Umar: “Sesungguhnya setan sangat takut olehmu, wahai Umar” (HR. Turmudzi).

Bukan hanya kepada Umar, jin juga takut melihat orang-orang beriman yang dekat dengan Allah. “Sesungguhnya Orang mukmin akan dapat mengendalikan (mengalahkan) syaitannya sebagaimana salah seorang dari kalian yang dapat mengendalikan untanya ketika bepergian,” (HR. Ahmad).

  • Takluk kepada Nabi Sulaiman as

Salah satu mukjizat Nabi Sulaiman adalah dapat menaklukan jin sehingga semuanya dapat bekerja atas perintahnya. 

Allah berfirman, 

Kemudian Kami tundukkan kepadanya angin yang berhembus dengan baik menurut ke mana saja yang dikehendakinya, dan (Kami tundukkan pula kepadanya) syaitan-syaitan semuanya ahli bangunan dan penyelam, dan syaitan yang lain yang terikat dalam belenggu” (QS. Shad ayat 36-38).

Nabi SUlaiman sebagai manusia, ternyata dapat menguasai bangsa jin. 

  • Jin tidak dapat membuka pintu yang sudah ditutup dengan menyebut nama Allah

Ketika menutup pintu ramah, bacakanlah nama Allah. Sebab jin tidak dapat membuka pintu jika pintu itu tertutupi dengan menyebut nama Allah.    

Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda:

Tutuplah pintu-pintu, dan sebutlah nama Allah (ketika menutupnya), karena setan tidak akan membuka pintu yang sudah terkunci dengan menyebut nama Allah. Tutup jugalah tempat air minum (qirab dalam bahasa Arab adalah tempat menyimpan air minum yang terbuat dari kulit binatang) dan bejana-bejana kalian (untuk masa sekarang seperti lemari, bupet, kulkas dan lainnya) sambil menyebut nama Allah, meskipun kalian hanya menyimpan sesuatu di dalamnya dan (ketika hendak tidur), matikanlah lampu-lampu kalian” (HR. Muslim)

 

[Yazid Subakti]