Parenting – Katakan kepada anak bahwa islam telah sempurna, hanya ada satu jalan lurus. Agama ini telah diridhoi oleh Allah untuk dianut oleh segenap manusia dari kedatangannya sampai akhir zaman.
Allah berfirman,
Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni’mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu” (QS. Al Ma’idah: 3).
Ayat ini tururn saat Nabi SAW wukuf di Arafah ketika Haji Wada’. Inilah ayat Al Qur’an yang turun terakhir kali. Beberapa waktu setelah ayat tersebut turun, Nabi SAW meninggal dunia, yaitu setelah beliau kembali ke Madinah selepas pulang dari haji terakhirnya. Jadi, ayat ini benar-benar menutup kesempurnaan islam.
-
Daftatr Isi
Menyampaikan makna sempurnanya islam
Islam telah sempurna, berarti tidak perlu agama lain selain agama ini, dan tidak memerlukan kehadiran nabi yang lain selain Muhammad SAW. Tidak perlu keyakinan baru atau tambahan aturan untuk menjadi islam lebih lengkap. Maka apa-apa yang halal adalah yang beliau SAW halalkan dan hal-hal yang haram adalah apapun yang beliau SAW haramkan.
Anak perlu mengetahui risalah ini, agar suatu saat ketika pergaulannya meluas, ia tidak mudah terpana dengan pemikiran dan keyakinan berbeda yang ia dengar atau lihat dari orang lain. Ia telah yakin akan islam sebagai satu-satunya agama, dengan membiarkan pemeluk lain meyakini agama mereka masing-masing.
-
Tidak perlu ada penambahan dan pengurangan dalam ibadah
Semua ibadah yang menjadi syariat dalam agama islam ini telah selesai terrumuskan oleh dan rasulnya, dengan tata cara atau kaidah yang oleh para ulama jelaskan. Ilmu tentang hukum dan tata cara ibadah (fiqih) telah banyak disusun, yang berarti tidak ada jenis ibadah atau cara baru beribadah yang akan menjadi syariat selain itu. Selamanya syahadat akan menjadi syarat keislaman, shalat wajib akan berlaku lima waktu, dan puasa wajib akan terjadi di bulan ramadhan. Selamanya kewajiban zakat akan berlaku, dan ibadah haji akan terus menjadi rukun islam kelima.
Sahabat Ibnu ‘Abbas ra berkata,
“Allah telah menyempurnakan islam, sehingga mereka (umat Islam) tidak perlu lagi menambah ajaran Rasul selamanya, dan Allah pun telah membuat ajaran Islam itu sempurna. Jika Allah telah ridha, maka janganlah ada yang murka dengan ajaran Islam selamanya”.
-
Islam sudah sesuai, dan paling sesuai dengan kehidupan saat ini
Sebagian orang, sampai saat ini, masih berusaha menyudutkan islam. Ada yang berpandangan bahwa ajaran islam tertinggal dari peradaban sehingga menjadi penyebab pemeluknya tidak siap menghadapi zaman modern. Mereka ini adalah orang-orang yang belum banyak belajar tentang islam kecuali melihat hal-hal kecil dari permukaannya saja, kemudian membuat kesimpulan dengan landasan kebencian.
Allah telah menyanggah orang-orang seperti mereka. Jika dibandingkan dengan semua agama, maka agama yang terakhirlah yang paling mutakhir dan tercukupkan, yang paling mendekat peradaban akhir zaman dan kemajuan orang-orangnya.
Orang tua mesti memahamkan kepada anak bahwa beberapa penyudutan terhadap islam bukan karena agama islam, tetapi oleh sebagian pemeluk islam yang kurang utuh dalam berislam. Yang bermasalah adalah orangnya, dan itu tidak banyak. Seorang muslim yang berprestasi, menjadi pelopor kemajuan dan memimpin peradaban jauh lebih banyak daripada mereka yang tertinggal.
-
Menjadi muslim adalah karunia Allah yang sangat besar
Allah mengatakan bahwa Dia telah mencukupkan nikmatNya. Itu bermakna bahwa Islam adalah nikmat paling besar yang pernah diberikan kepada hamba-Nya. Orang-orang yang mendapat hidayah untuk istiqamah dalam islam sesungguhnya telah meneguk kenikmatan yang amat besar.
Terhadap nikmat Allah yang agung ini, sikap terbaik seorang hamba adalah bersyukur. Kepada anak, orang tua memberi contoh bersyukur atas nikmat keislaman dengan cara menjaga kemurnian islamnya, berbangga dengan agamanya, dan menyiarkan nilai islam kepada sesama.
-
Hanya islam
Allah menegaskan, bahwa hanya islamlah agama mendapat pengakuan dari-Nya.
“Agama yang diterima di sisi Allah hanyalah Islam” (QS. Ali Imran: 19).
Setelah Nabi kita Muhammad SAW datang membawa islam, maka agama lainnya seluruh agama yang pernah sebelumnya tidak lagi berlaku.
Mengenai hal ini, Allah berfirman,
“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi” (QS. Ali Imran: 85)
Anak yang pikirannya telah beranjak aqil (transisi menuju masa dewasa) sudah mampu berpikir untuk menerima kebenaran ayat Allah dan membedakannya dengan ajaran lain. Maka orang tua dengan sepenuh yakin harus menyampaikannya dengan lugas.
-
Bagimu agamamu, bagiku agamaku
Kuatnya keyakinan terhadap islam adalah suatu kebutuhan, sekaligus keharusan. Orang tua telah mengkondisikan keyakinan ini sejak anak masih dalam kandungan, dan terus menerus menjaganya sampai anak tak lagi dapat dijumpainya.
Meskipun pada anak tertanam penguatan keyakinan islam satu-satunya yang benar, sikap terhadap pemeluk keyakinan tetap harus terjaga. Justru salah satu bentuk keimanan islam yang sempurna adalah meyakini Al-Qur’an yang di dalamnya terdapat ayat yang menyerukan saling bertoleransi.
Terhadap keyakinan orang lain yang berbeda, kita ajarkan kepada anak untuk menghargai dan memberi kebebasan mereka meyakini dan menjalankan kewajibannya. Tetapi terhadap keyakinan kita sendiri, kita pegang kuat-kuat dan tak seorang pun akan kita biarkan untuk mengubahnya. Seperti dalam Surah AL Kafirun, prinsip kita adalah “Bagimu agamamu, dan bagiku agamaku”.
[Yazid Subakti]