Akil Baligh – Bagian 2

Akil Baligh – Bagian 2

Parenting Akil atau perkembangan kognitif anak kadang tidak sejalan dengan baligh atau pertumbuhan fungsi organ biologisnya.

Idealnya, anak mengalami masa akil bersamaan dengan balighnya. Jadi ia memulai pendewasaan pikirannya bersamaan dengan kematangan organ reproduksinya sehingga perilaku dan sifatnya tampak sesuai dengan usianya. 

Tetapi kenyataan tidak selalu demikian. Beberapa anak sudah terlebih dahulu menampakkan akilnya padahal belum baligh. Artinya, ia sudah memiliki kearifan berpikir, mampu mengambil keputusan dengan baik dan memiliki tanggung jawab, tetapi belum mengeluarkan sperma bagi laki-laki atau belum haid bagi perempuan. 

Yang perlu diwaspadai adalah anak sudah masuk masa baligh sepentara pikirannnya belum sampai akil. Anak laki-laki sudah mimpi basah dan suaranya berubah atau anak perempuan sudah mengalami haid dan bentuk tubuhnya mulai berubah tetapi pikiran mereka masih kekanak-kanakan. Mereka sudah saling tertarik secara seksual antara laki-laki dan perempuan, belum mampu berpikir tentang tanggungjawab dan risiko perbuatannya. Akibatnya, mereka riskan melakukan perbuatan asusila hanya sekedar mencoba atau memenuhi rasa penasaran saja. Di beberapa lembaga pemasyarakatan anak yang pernah kami jumpai, salah satu kejahatan terbanyak yang menyebabkan mereka masuk penjara adalah pelecehan seksual dengan berbagai macam bentuk perbuatan dan tingkatannya. Mereka ini rata-rata berusia sekitar akhir sekolah dasar dan awal sekolah menengah pertama atau di awal-awal puber. Sebuah cermin anak-anak yang mencapai baligh duluan sebelum datang akil.     

Tetapi anda tak perlu khawatir secara berlebihan. Jika anak anda ternyata anak anda baligh duluan sebelum akil, cara paling mudah dan aman mengatasinya adalah menjadi orang tua yang dekat dengannya. Dekat berarti ada kehadiran yang bermakna, ada perhatian yang sungguh-sungguh, dan ada bukti kasih sayang yang dicurahkan. Dekat berarti menjadi sahabat yang selalu ada untuk membimbing dan mengarahkan. 

  • Menghadapi anak memasuki masa akil baligh  

    • Menerima keadaannya 

Pertama yang harus anda lakukan ketika menghadapi masa akil baligh anak adalah menerimanya. Menerima berarti mengakui fase ini sebagai sebuah keniscayaan bahwa semua orang akan mengalaminya. Menerima, juga berarti siap memahami semua yang akan terjadi berkaitan dengan datangnya masa akil baligh ini. Anda bersiap menerima kenyataan bahwa ia akan  menjadi anak yang kritis dan mungkin suatu saat akan mengoreksi kebijakan orang tua, suatu saat ia mungkin menggugat norma keluarga, sikapnya dan pandangannya sekarang jadi berubah, atau bisa jadi tiba-tiba ia mengubah pola hubungan dengan orang tua.  

Orang tua tak perlu panic dengan datangnya haid anak perempuan yang lebih cepat atau lebih lambat, atau perubahan suara anak laki-laki yang tidak bersamaan dengan teman-teman seusianya. Semua itu adalah bagian dari dinamika datangnya masa akil baligh.

Pemahaman dan penerimaan  yang baik dari orang tua dapat mengantarkan anak menjalani masa akil balighnya secara positif menuju masa dewasa secara matang.

    • Memberi kepercayaan 

Salah satu kebutuhan anak di usia remajanya adalah dipercaya. Ia memerlukan kepercayaan terutama dari orang yang ia percayai. Dalam keluarga, mesti orang yang paling ia percayai adalah orang tuanya, sehingga kepercayaan yang paling ia butuhkan sebenarnya adalah dari orang tuanya. 

Memercayai anak di fase ini berarti memberi peran kepadanya untuk berkontribusi positif dalam keluarga. Peran ini akan menjadi jalan baginya untuk mengembangkan sikap bertanggung jawab dan meningkatkan rasa percaya diri bahwa mereka menjadi anggota keluarga yang dihargai dan diperlukan keberadaannya. 

    • Menghargai ide dan pendapatnya 

Hargai pendapat anak remaja seolah Anda menghargai pendapat orang dewasa. Ia sedang memulai masa-masa memproduksi ide dan membutuhkan tanggapan  positif. Tidak harus menyetujui semua yang dikemukakan, tetapi memberi waktu dan tempat untuk mengungkapkan kemudian memberi respon secara bijak. Beberapa idenya mungkin sangat brilian untuk diterapkan menjadi bagian dari norma keluarga, tetapi ide-ide lainnya terdengar aneh dan tak masuk akal. 

Dalam hal tertentu ia cenderung bersikukuh dengan pendapatnya karena merasa paling benar. Anda tak perlu reaktif dengan memotong pembicaraan atau berbalik menyerangnya, tetapi cukup mendengarkan dan meluruskan jika situasi emosinya memungkinkan.

    • Menjadi teman dekat. 

Para remaja yang terjerumus dalam tindakan kriminal adalah mereka yang tidak berteman dekat dengan orang tuanya. Mereka tidak memiliki tempat mencurahkan rasa, dan tidak menemukan orang yang menghargainya. 

Kedekatan hubungan membuat mereka lebih mudah melepaskan emosi negatif atas permasalahan yang dihadapinya. Pada saat anda dekat dengannya, tidak semua masalah akan anda pecahkan, karena anda sendiri harus melatihnya untuk memecahkan masalahnya sendiri. Tetapi kehadiran anda dengannya memberi pengaruh penguatan batin baginya untuk terus berjuang. 

    • Mengenali lingkungan sosialnya

Kadang kontrol terhadap anak remaja tidak bisa dilakukan secara langsung berhadapan. Ini terjadi karena dalam hal tertentu ia sangat sensitif dan menghindari kontak dengan orang tua. Remaja yang bersalah, misalnya, memiliki kecenderungan menghindari perbincangan orang tua karena mengira bahwa perbincangan itu akan membuatnya harus berterus terang, sedangkan keterusterangan atas kesalahan dapat berakibat penolakan. 

Inilah pentingnya orangtua mengetahui siapa teman-teman dekat anak. Anda dapat mengenal atau berkomunikasi dengan mereka dengan cara yang santai dan akrab tanpa memperlihatkan kesan memata-matai atau melakukan interogasi.

    • Selaraskan Bahasa

Sebagai orang tua, apakah anda akan terus menerus berbicara dengan gaya tua Anda dengan anak yang cara berbicaranya satu generasi lebih muda? 

Salah satu perubahan yang mungkin mencolok dengan datangnya masa puber adalah berubahnya selera bahasa. Si remaja ini berbicara seperti cara teman-teman seusianya berbicara, yang mungkin meniru tokoh muda idola mereka di televisi atau tayangan internet. Induk bahasa mereka bukan lagi sepenuhnya dari lingkungan keluarga masyarakat sekeliling, melainkan  bahasa yang diproduksi dan banyak digunakan di media. Anda menemukan beberapa kosakata baru dari mulutnya, dan ia mulai menggunakan beberapa istilah yang berbeda dengan yang Anda sekeluarga biasa gunakan selama ini. 

Anda tak harus mengubah bahasa Anda, tetapi setidaknya mengikuti alurnya dan memahami makna dari semua perubahan pola bahasa dan kosakata barunya itu. 

    • Makin lancar berkomunikasi

Orang tua dianjurkan mulai mengubah gaya komunikasi satu arah atau dominan kepada anak remajanya, menjadi komunikasi dua arah (saling timbal balik) dengan memberinya kesempatan berbicara yang seluas-luasnya. Anda kini menjadikannya teman berdiskusi yang bijak meskipun di sisi lain tetap tegas memberi aturan.

Jadi, Anda tak lagi berkomunikasi kepada anak, tetapi dengan anak. maksudnya, anak terlibat komunikasi dan merasakan kebutuhan yang sama akan komunikasi itu. Orang tua butuh mengamati kondisi anak dan mengukur perkembangannya, sedangkan anak butuh curahan hati dan penguatan batin untuk berjuang. 

    • Mengamati perubahannya 

Salah satu kewajiban Anda sampai hari ini adalah tetap mengamati perubahan anak dari waktu ke waktu. Amati perubahan bentuk tubuh dan apa saja yang baru darinya, perubahan aroma keringat dan pola gerakannya.  Amati dengan teliti kosakata baru yang diucapkan dan cara ia mengungkapkannya, cara matanya memandang anda dan intonasi suaranya. Teliti seleranya yang berubah, cara memilih baju dan makanan, bahkan komentarnya tentang guru-guru di sekolahnya. Semuanya memberi informasi kepada anda seberapa jauh ia sudah berkembang. 

 

[Yazid Subakti]