Pertemanan dan Persoalannya

Pertemanan dan Persoalannya

Pertemanan – Manusia memiliki kecenderungan berkumpul dengan sesamanya berdasarkan kesamaan kebutuhan, hobi, atau sifat-sifatnya. Anak-anak cenderung menjalin keakraban dengan anak seusianya, lebih-lebih jika memiliki ketertarikan akan hal yang sama.

Anak laki-laki penyuka sepeda akan berteman dengan sesama penyuka sepeda dan saling berbagi tentang pengalaman seputar dunia sepedanya itu. Anak perempuan penggemar novel juga memiliki kecenderungan berkumpul dengan sesama penyuka bacaan novel. Anak-anak penghafal Al-Qur’an juga cenderung merasa nyaman ketika berkumpul dengan sesama penghafal AL-Qur’an.   

Teman Sebaya (Peer Group)

Teman  sebaya adalah  kawan,  sahabat  atau  orang  yang  sama-sama  bekerja  atau  berbuat dengan rentang usia yang kira-kira seumuran. Terdiri atas anak-anak atau remaja yang memiliki usia atau tingkat kematangan yang kurang lebih sama, saling  berinteraksi  dengan nyaman dan saling

mempengaruhi.Mereka   memiliki beberapa  kesamaan dalam minat atau kebutuhan,  pola  berpikir,  atau  hal  yang  lain yang menjadikannya cenderung bersama.

  • Ciri-ciri Teman sebaya

Pertemanan sebaya (peer group) agak berbeda dan mendapat perhatian khusus dibandingkan dengan bentuk pertemanan yang lain. Ciri pertemanan sebaya ini antara lain, 

  • terjadi interaksi  antar  anak seusia. Mereka saling menjalin hubungan dengan  teman-teman, mengadakan pertemuan, atau agenda tertentu dengan anggota yang kurang lebih tetap. 
  • Terdapat minat atau identitas yang salam dalam kelompok. Mereka sama-sama meminati sesuatu (misalnya hobi) yang selalu menjadi tema utama dalam perbincangan.  
  • terdapat peran sosial. Masing-masing pribadi dalam pertemanan sebaya saling menempatkan dirinya sesuai peran yang dapat mereka lakukan. Mereka berbagi atas apa yang mereka miliki dan menerima apa yang mereka butuhkan. 
  • terjadi proses saling memberi pengaruh. Sisi lain dari saling berbagi adalah mereka juga saling  mempengaruhi atau dipengaruhi oleh temannya. Mereka mungkin saja saling menilai dalam kelompok, dan bersaing  dengan kelompok lain.  
  • Manfaat pertemanan sebaya  

Pertemanan sebaya adalah kebutuhan sosial anak. Dalam pergaulannya itu, anak akan dipengaruhi atau mempengaruhi teman-temannya. Jika teman mempengaruhinya dengan kepribadian baik, maka anak menjadi ikut baik. Sebaliknya jika yang ditularkan adalah keburukan, maka Dalam satu kelompok perteman akan ada keburukan yang menjadi sifat atau kebiasaan bersama. 

Beberapa manfaat pertemanan sebaya ini antara lain, 

  • Menjadi sumber informasi seputar dunia anak yang paling mereka butuhkan atau minati. Karena mereka berkumpul atas kesamaan minat, maka saling tukar informasi biasanya lebih mereka percayai. 
  • Sebagai pilihan lain tempat saling memberi dan menerima di luar sistem keluarga. Di masa puber atau mendekati puber, mungkin saja anak memendam perasaan atau pikiran tertentu yang menurutnya tidak mungkin   disampaikan kepada anggota keluarga. kepada teman sebaya lah mereka akan menyampaikannya. 
  • Tempat berlatih pemecahan masalah dan mendapatkan pengetahuan. Banyak pengetahuan di luar berkembanng sangat cepat sedngkan orang tua atau anggota keluarga lain belum tentu mengetahuinya. Dalam pertemanan sebaya anak mempelajari pengetahuan baru dari temannya, tantangan dan cara mengatasinya bersama. 
  • Mengukur kemampuan dan identitas diri. Di keluarga, tidak ada orang yang sebaya dengan anak kita kecuali jika ia terlahir kembar. Maka, untuk mengukur kemampuan dan identitasnya, ia memerlukan teman sebaya agar dapat membandingkan apa yang ia miliki atau sejauh mana ia memiliki kemampuan  daripada teman-temannya. 
  • Tempat eksplorasi dan memperbanyak pengalaman bersama. Di pertemanan ini anak banyak berlatih kerjasama dan menemukan hal-hal yang selama ini belum pernah mereka ketahui. Ia akan mendapat banyak pengalaman baru dan pandangan yang lebih luas tentang dunianya.    
  • Peluang mudarat 

Tidak semua pertemanan sebaya mendatangkan kemudaratan atau kerugian. Tetapi bagaimanapun, pertemanan ini tetap mendatangkan peluang yang merugikan bagi anak. 

Anak bisa saja membuat pendapat  dari  kelompoknya  menjadi  tolak  ukur  kebenaran. Jika kontrol keluarga kurang baik, maka apa yang ia lakukan adalah apapun yang ada dalam pertemanan mereka. Ia lebih mempercayai kebenaran yang ia dapatkan dari temannya daripada kata-kata orang tua atau guru mereka. 

Menerima  umpan  balik  yang rendah mengenai  kemampuan  mereka. Setelah beberapa lama bergaul dengan teman sebaya, anak merasa bahwa kemampuannya selalu lebih rendah daripada teman-temannya, dalam banyak hal. Ia kemudian menyimpulkan bahwa dirinya memang pribadi yang tidak mampu, kemudian menarik diri setiap mendapat peluang untuk menjalin hubungan pertemanan. 

Norma pertemanan bertentangan dengan norma keluarga.

Pertemanan sebaya lama kelamaan akan menghasilkan norma baru yang hanya berlaku untuk kelompoknya. Akan ada kesepakatan-kesepakatan yang merupakan hasil kompromi mereka, tanpa sepengetahuan keluarga  masing-masing. Jika norma ini bertentangan dengan norma keluarga, anak akan berada pada dilemma yang berat antara meninggalkan pertemanan yang terlanjur intim atau menghadapi konflik dengan orang tua.  

Anak bisa lali atau lupa dengan pembiasaan baik yang telah mereka pegang sebelumnya. Ketika anak terlalu asyik berteman, sangat harmonis dan merasa telah menemukan orang-orang yang menurutnya paling sesuai untuk menjalin hubungan, ia bisa mengikuti kebiasaan-kebiasaan yang umum berlaku pada pertemanan dengan meninggalkan kebiasaan lama. Parahnya, kebiasaan baru dalam kelompoknya belum tentu bersifat membangun dan baik bagi akhlak anak. Anak perempuan yang bertahun-tahun terbiasa menutup aurat bisa menjadi enggan karena melihat teman-temannya banyak yang tanpa merasa bersalah membuka aurat.   

Mengalami tekanan atas standar yang berbeda antara kebiasaan sebelumnya dan kebiasaan teman-teman barunya. ANak dari lingkungan keluarga sederhana yang mendapat pertemanan sebaya dari anak-anak keluarga bisa merasakan jurang perbedaan status sosial di antara mereka. Ia merasakan fasilitas rumah temannya yang lebih lengkap, kendaraan yang lebih mewah, uang yang lebih banyak, pakaian yang bagus, dan semua keunggulan teman-temannya. Bisa saja anak kemudian menyesali kehidupannya, bahkan menuntut orang tuanya untuk menjadi seperti orang tua teman-temannya.   

  • Pembagian status kawan sebaya

Para  ahli  perkembangan  menyatakan bahwa ketika anak berteman, mereka memiliki posisi yang tidak selalu sama dari waktu ke waktu, atau antara satu kelompok dengan kelompok yang lain. Ada pembedaan status atau posisi anak dalam pertemanan. 

Anak populer, yaitu pertemanan yang sering  kali  sebagai  kawan terbaik dan jarang tidak kawan-kawannya sukai. Anak  yang  populer  ini biasanya  memiliki kemampuan  kognitif yang  baik,  pandai memecahkan  masalah  sosial di lingkungannya. Ia  memiliki  sejumlah  keterampilan  sosial  yang membuatnya  disukai, bisa memberikan  penguatan,  mendengarkan  dengan  cermat,  dan berkomunikasi  secara  terbuka  dengan  kawan-kawannya. Anak popular ini juga lebih  menaruh  perhatian teman sebaya dan mampu mempertahankan hubungan baik. 

Anak rata-rata, yaitu anak yang  diterima dalam pertemanan dengan kondisi pada umumnya, dapat dipilih secara positif maupun negatif oleh kawan-kawannya tanpa ada kepribadian yang menonjol. Ia memiliki beberapa kelebihan tidak menonjol sehingga tidak dapat terlalu diandalkan oleh temannya tetapi masih dalam batas bisa diterima, juga memiliki beberapa kelemahan atau kekurangan tidak menonjol sehingga sebagian temannya tidak sampai membencinya. Di waktu tertentu ia bisa diterima, pada situasi tertentu ia renggang tetapi tidak disingkirkan  dari hubungan.

Sebagian besar anak berada dalam posisi pertemanan seperti ini.  

Anak yang diabaikan, yaitu anak  yang keberadaannya dalam pertemanan jarang dipilih sebagai kawan terbaik dan secara tidak disukai oleh kawan-kawannya. Ia kurang menguntungkan bagi teman-temannya, kurang membawa pengaruh baik pertemanan,  atau kehadirannya kurang berarti. Anak seperti ini memiliki keterbatasan bergaul atau kurang dapat menempatkan diri pada kelompok pertemanan, kurang aktif menjalin hubungan atau memang berkepribadian tertutup sehingga teman-temannya tidak terlalu merasa harus dekat dengannya. Di satu sisi ia ingin masuk kelompok pertemanan, tetapi di sisi lain ia kurang memiliki keterampilan komunikasi dan menjalin hubungan.   

Anak  kontroversial, yaitu anak  yang kehadirannya dapat menjadi kawan  terbaik  seseorang  sedangkan  kawan-kawan lain tidak menyukainya. Ia mungkin memiliki kemampuan tertentu yang menonjol dan menjadikannya sebagai teman, sementara kepribadian lainnya juga membuat teman-teman lain terganggu. Ia hangat dan bersedia bekerja sama pada beberapa orang tertentu, tetapi agresif atau menjadi pemicu konflik bagi teman-teman lainnya.

  • Berbagai bentuk pertemanan sebaya 

Masuknya seorang anak  dalam  sebuah  status  pertemanan  sebaya  terpengaruhi  oleh  kepribadiannya masing-masing.  Anak yang terbuka,  menutup  diri,  agresif, pasif, atau  pandai menempatkan diri agar mendapat penerimaan dalam  kelompoknya. 

Ketika mereka berkelompok, akan terbentuk beberapa tipe pengelompokan yang terdiri atas orang-orang dari luar lingkungan keluarga atau pertetanggaan. 

Menurut Santrock (2003:2007),  bentuk-bentuk kelompok pertemanan sebaya ini meliputi, 

  • Persahabatan  Individual,  yaitu sekumpulan  teman-teman sebaya  yang  bersedia hadir dalam  kebersamaan,  saling  mendukung,  dan  memiliki  hubungan yang  akrab dengan jumlah anggota sangat terbatas, misalnya dua orang. Mereka sangat intim dan dekat, tetapi hanya berdua saja. 
  • Klik (kelompok  kecil),  yaitu kelompok  pertemanan dalam grup kecil  yang  jumlah anggotanya paling banyak dua  belasan individu, atau rata-rata lima hingga enam individu yang terdiri dari jenis kelamin dan umur yang sama.
  • Crowds (kerumunan),  yaitu pertemanan sebaya yang  ukurannya lebih  besar  dari  klik dan kurang bersifat personal karena jumlah anggotanya sangat banyak. Antar anggota kelompok biasanya tidak menjadi teman yang akrab, kurang kompak dan tema pembicaraan lebih bervariasi atau membicarakan hal-hal yang sifatnya umum. 

 

[Yazid Subakti]