Mengagumi Momen Keislaman – Bagian 1

Mengagumi Momen Keislaman – Bagian 1

Parenting – Islam memiliki hari-hari besar atau momen keislaman yang telah ditetapkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Momentum bermakna ini berhubungan dengan suatu peristiwa penting yang pernah terjadi di  zaman Rasulullah, atau hari-hari yang memang dikhususkan oleh Allah keutamaannya. Umat islam menghadapinya sebagai hari istimewa dengan bentuk sambutan yang istimewa pula. 

Momentum istimewa ini mengandung hikmah sebagai  sarana memperbaiki keimanan dan membangkitkan kembali semangat keislaman. Hari besar juga mengandung pelajaran, bahwa umat saat ini sebaiknya merenungkan apa yang terjadi di masa lampau.

Hari raya besar islam ada dua, yaitu Idul Fithri yang setiap tanggal 1 Syawal dan Idul Adha  yang setiap tanggal 10 Dzulhijjah. 

Salah satu hikmah ditetapkannya hari raya Oleh Rasulullah adalah agar umatnya menikmatinya sebagai momentum untuk bersenang-senang.

Sahabat Anas ra berkata, “Ketika Nabi SAW datang ke Madinah, penduduk Madinah memiliki dua hari raya untuk bersenang-senang dan bermain-main di masa jahiliyah. Maka beliau berkata, “Aku datang kepada kalian dan kalian mempunyai dua hari raya di masa Jahiliyah yang kalian isi dengan bermain-main. Allah telah mengganti keduanya dengan yang lebih baik bagi kalian, yaitu hari raya Idul Fitri dan Idul Adha (hari Nahr)” (HR. An Nasai dan Ahmad).

Ketika anak-anak menjumpai hari raya, keharusan orang tua adalah mengajaknya bersenang-senang dan bergembira sebagai ungkapan syukur atas nikmat Allah. 

Kegembiraan ini boleh dengan berbagai permainan atau kesenangan di dalamnya, selama tidak bermaksiat kepada Allah dan tidak melakukan perbuatan yang meniru kebiasaan kaum jahiliyah.  

Manusia yang dibenci oleh Allah ada tiga: (1) seseorang yang berbuat kerusakan di tanah haram, (2) melakukan ajaran Jahiliyah dalam Islam, dan (3) ingin menumpahkan darah orang lain tanpa jalan yang benar.” (HR. Bukhari).

  • Bergembira saat Idul Fitri 

Idul fitri terjadi setiap tanggal 1 syawal, atau kita kenal dengan istilah lebaran. Hari raya Idul Fitri ini merupakan hari kemenangan bagi Umat Islam yang telah melakukan puasa sebulan penuh di bulan Ramadhan. Selama berpuasa, kaum muslimin menahan diri dari hal-hal yang membatalkannya. Selain itu, selama puasa juga harus menjaga lisan, hati, pikiran, dan perbuatan yang dapat mengurangi atau merusak pahala puasa. 

Sebulan penuh menahan diri dalam haus dan lapar, hingga akhirnya tiba awal bulan Syawal sebagai hari kemenangan. Seluruh hamba wajib mengeluarkan zakat fitrah sebagai pensucian diri. Di hari ini manusia kembali dalam fitrahnya atau kembali suci seperti bayi yang baru lahir.

Selain bergembira sebagai ekspresi kemenangan melawan nafsu diri, kondisikan anak-anak untuk bersedia  saling memaafkan dan menjalin silaturahmi dengan sesama. 

  • Memetik hikmah Idul Adha

Idul Adha atau hari raya kurban atau lebaran haji. Hari mulia ini perayaannya setiap tanggal 10 Dzulhijjah. Pada hari inilah kaum muslimin melakukan ibadah haji di Makkah dan di seluruh dunia umat Islam melaksanakan sholat Idul Adha. Setelah salat idul Adha, kaum muslimin melakukan penyembelihan kurban untuk membaginya kepada sesama.

Idul Adha mengingatkan kembali pada masa-masa kehidupan Nabi Ibrahim as dan puteranya, Nabi Ismail as. Hikmah hari raya ini bagi anak adalah pelajaran mengenai kecintaan kepada Allah yang tak boleh melebihi kecintaan kepada apapun, termasuk keluarga. Dengan peristiwa datangnya kibas oleh malaikat jibril untuk menggantikan Ismail sebagai kurban, anda dapat meyakinkan anak bahwa kita hanya mendapat perintah untuk taat kepada-Nya. Jika perintah ketaatan itu terasa tak masuk akal, sesungguhnya Allah memiliki rencana lain yang lebih indah daripada yang mampu kita pikirkan. Allah tidak akan membuat celaka kepada hamba yang taat kepada-Nya. 

Hikmah lainnya adalah kesediaan untuk berkurban, yaitu merelakan apa yang dimiliki untuk dibagikan kepada orang lain sebagai bentuk kepedulian dan kasih sayang. Kurban adalah menyembelih hewan ternak (Kambing, sapi, atau unta) dengan memilihnya yang paling baik. Hewan paling baik ini dipilih bukan untuk dimiliki, tetapi disembelih untuk dibagikan dagingnya kepada sesama. 

  • Merenungi Al-Quran di hari Nuzulul Qur’an

Nuzulul Qur’an artinya hari saat turunnya ayat Al-Qur’an pertama kali melalui perantara, yang kemudian terkumpul berupa Al-Qur’an. Momentum istimewa ini terjadi pada tanggal 17 Ramadhan. 

Hikmah dari nuzulul Qur’an adalah umat islam merasakan kembali saat-saat turunnya ayat pertama. Kemudian Rasulullah SAW harus menyampaikan ayat ini kepada umat manusia yang kebanyakan menentangnya. Perjuangan membumikan Al-Qur’an di awal-awal turunnya ayat sangat berbeda, penuh tantangan dan ancaman. 

Momentum Nuzul Quran adalah saat-saat meyakinkan kepada anak bahwa kitab Al-Qur’an itu benar-benar kalam Allah. Anda dapat memanfaatkan momen ini untuk memotivasi anak lebih serius mempelajari Al-Qur’an. Jika Rasulullah dan para sahabat memperjuangkan AL-Qur’an dengan penuh pengorbanan, maka saat ini pun perlukan pengorbanan untuk mempelajarinya, menghafal, dan berusaha mentaati perintah dan larangan yang terkandung di dalamnya. ingatkan anak jangan pernah lepas dari Al-Qur’an. Ini adalah kitab yang nanti akan mendapatkan pertanyaan di alam kubur. Kitab yang menjadi sebab manusia selamat dunia dan akhiratnya. 

 

[Yazid Subakti]