Membicarakan Jodoh – Bagian 1

Membicarakan Jodoh – Bagian 1

Parenting – Nabi SAW telah begitu banyak mebicarakan jodoh atau memberikan informasi yang lengkap kepada kita tentang cara memilih jodoh. Dari Abi Hurairah ra bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Wanita itu dinikahi karena empat hal: karena hartanya, nasabnya, kecantikannya dan agamanya. Perhatikanlah agamanya kamu akan selamat.” (HR. Bukhari Muslim)

Hadits ini sudah sangat dikenal oleh anak muda. Jadi, mereka sudah tahu tetapi masih perlu diingatkan kembali bahwa ada empat pertimbangan yang mestinya menjadi ukuran memilih jodoh: harta, keturunan, kecantikan atau ketampanan, dan agama. 

  1. Mempengaruhi anak agar memilih jodoh yang visioner

Ada banyak contoh seorang pemuda yang sangat bersemangat di masa bujang atau lajangnya, tiba-tiba menghilang sejak pernikahannya. Ia tidak tampak lagi di perkumpulan-perkumpulan atau komunitas penyeru kebenaran, tidak pernah hadir di forum-forum ta’lim, tidak terlibat lagi dalam diskusi keumatan, dan tidak terdengar lagi suaranya menyeru pada jalan kebenaran. Jejaknya seolah hilang ditelan gelapnya malam. 

Adakah yang salah dengan pernikahannya? Bukankah menikah adalah sunnah dan ikhtiar menyempurnakan separuh iman?

Bukan pernikahannya yang salah, tetapi pemilihan jodohnya yang tidak cermat. Ia terjerembab dalam dekapan jodoh yang membatasi pergerakannya. Isteri, hanya dijadikan sesosok makhluk yang telah dimiliki oleh suami sehingga ia harus taat lahir batin padanya. Suami terbelenggu oleh isterinya dengan kewajiban-kewajiban memenuhi penghidupan dan mengejar karir dan atau kekayaan. Dalam persepsi kebanyakan pasangan seperti ini, suami adalah pemimpin keluarga yang hanya menjadi penguasa dan pencari nafkah, sedangkan isteri adalah pengelola nafkah dan petugas yang hanya mengurus rumah tangga. Hanya itu.

  • Ini sebuah peringatan.

Seorang wanita muslimah mestinya berjodoh dengan lelaki salih yang visioner, suami yang sama-sama memiliki visi keislaman jauh ke depan. Seorang laki-laki muslim mestinya berjodoh dengan muslimah yang memiliki kemauan untuk berkontribusi terhadap agamanya. Dua Visi mulia, antara suami dan isteri, disatukan menjadi mesin penggerak dan setir pengarah yang tidak akan berbelok sebelum tujuan dan cita-cita besar itu tercapai.

Anak perempuan Anda nanti mestinya jeli bertanya kepada calon suami tentang seberapa kuat visi islamnya. Pertanyaan ini sama pentingnya dengan pertanyaan mengenai wawasan nasab, pendidikan, dan kemampuannya mencari nafkah. Begitu juga anak laki-laki, harus menanyakan kepada calon jodohnya tentang proyeksi dakwahnya ke depan sebelum terpilih untuk dinikahi.

Jadi, anak gadis atau bujang hendaknya yang hendak memulai berumah tangga hendaknya diserukan agar mereka berani bertanya kepada calon suami tentang visi islamnya. Pertanyaan ini sama pentingnya dengan daftar pertanyaan lain yang lazim saat melakukan ta’aruf.

Bagi para orang tua yang risau mencari calon menantu untuk anak perempuannya, mulailah mendudukkan visi keislaman ini sama pentingnya dengan kedalaman akidah, pendidikan, dan kemampuan mencari nafkah calon menantu. Letakkan gengsi di urutan terbawah manakala datang seorang pria salih bervisi islam cemerlang melamar, sementara ia dari kelas sosial rendah. 

  1. Empat pertimbangan 

Pilihan jodoh tak pernah terlepas dari empat pilihan yang paling manusia pikirkan: harta, keturunan, tampang, dan agama. Ini semata karena Rasulullah SAW memahami jiwa manusiawi semua manusia. 

  • Harta

Setiap manusia memiliki kecenderungan untuk hidup makmur dan berharap pernikahan menjadikan kemakmurannya terjamin. Laki-laki yang sedang mencari calon istri, atau wanita yang sedang mencari calon suami menjadikan harta sebagai pertimbangan meskipun bukan yang paling utama. 

Yang menjadi dambaan adalah, dengan ekonomi kuat, anak-anak akan terlayani dengan sejahtera dan masa depannya terjamin. Penghidupan semakin mahal dan biasa sekolah semakin tinggi sering menjadi alasan mengapa seseorang mempertimbangkan ekonomi bagi calon pasangannya. Selain itu, ada anggapan bahwa orang berkecukupan harta lebih bisa menjalankan kewajiban-kewajiban agama daripada orang-orang yang tidak berharta. Orang berharta lebih berpeluang untuk pergi haji dan bersedekah daripada mereka yang tidak berharta. Tentu saja jika pemilik harta itu beriman.

  • Keturunan 

Keturunan itu sifatnya subjektif. Sebagian orang membanggakan keturunan bangsawan atau keturunan orang berada untuk mengangkat derajat keluarga. Harapannya, dengan jodoh yang berasal dari keturunan mulia, anaknya juga menjadi generasi mulia. 

Dalam arti yang lain, melihat keturunan berarti melihat kebaikan calon jodoh, sebagai jaminan bahwa calon jodoh yang akan kita nikahi adalah orang baik-baik. Setiap orang tua tidak mau tercemar namanya jika harus berbesan dengan keluarga yang tercela atau terkenal keburukannya. Anda pasti berpikir ulang jika calon besan Anda ternyata pelaku kriminal, meskipun anak yang menjadi menantu Anda tidak terlibat. Seorang gadis akan was-was dan memilih menolak jika ternyata yang datang melamarnya adalah laki-laki dari keluarga pemabuk. Sebab dalam pikirannya, pastilah calon suami itu sedikit banyak terpengaruh oleh kondisi keluarganya, yaitu berada di lingkungan pemabuk pula. 

  • Tampang 

Tentu saja setiap orang ingin memiliki pasangan hidup yang indah dipandang, enak dilihat, menyenangkan jika bersamanya, dan memberikan ketenangan jika berdampingan. Tidak ada wanita yang ingin bersuamikan pria buruk rupa, dan tak ada seorang priapun yang mendambakan isteri buruk rupa. 

Imam Ibn Qudamah menyebutkan, bahwa memilih isteri yang cantik itu lebih menenangkan hati, enak dilihat, serta lebih langgeng untuk dicintai. Karena itu juga, semua ulama sepakat kebolehan melihat atau nadzar dari pelamar kepada wanita yang ia lamar. Dan bagian tubuh yang disepakati boleh untuk dilihat oleh pelamar kepada wanita yang dilamarnya adalanya muka dan tangan sampai pergelangan. Ini tidak lain adalah untuk melihat kecantikannya. Wajah boleh dilihat karena memang wajah adalah simbol kecantikan. Dan kecantikan bisa membuat laki-laki tertarik. Begitu juga sama halnya dengan ketampanan. 

Dari Al-Mughirah bin Syu’bah ra, ia berkata: Aku pernah melamar seorang wanita, lalu Nabi SAW berkata kepadaku: “apakah kau sudah melihat wanita itu?”, aku mengatakan: “belum”. Lalu Nabi SAW. berkata: “lihatlah! Karena sesungguhnya (dengan melihatnya) itu yang akan membuat kalian bertahan” (HR. Ibnu Majah) 

  • Pertimbangan Agama 

Rasulullah SAW menyarankan para pria memilih wanita yang agamanya baik. Sebab dalam kehidupan keluarga nanti, isteri yang belum baik agamanya akan menyita waktu dan fokus suami untuk terus menerus mendidiknya sehingga urusan lain yang menjadi tanggung jawabnya bisa terbengkalai. Seharusnya isteri sudah dengan mandiri dan pengertiannya mendidik anak-anak. Tetapi karena agamanya masih awam, ia sendiri kehabisan waktunya untuk belajar dari suami. 

Kebaikan agamanya bukanlah orang yang pengetahuan agamanya luas saja, melainkan yang benar-benar memiliki hubungan kuat dengan Allah SWT, dan mengamalkan syariat secara nyata. Dia adalah orang yang aqidahnya kuat, Ibadahnya rajin, Akhlaknya mulia, pakaiannya dan penampilannya syar’i, menjaga kehormatannya, rajin dan fasih membaca Al-Quran, berbakti kepada orang tuanya, menjaga lisannya, menjaga diri dari dosa-dosa, atau lain-lain kebaikan yang mencerminkan kepribadian islami. 

  • Yang selamat adalah memilih agamanya 

Akhirnya, yang Nabi SAW anjurkan adalah agar kita mengutamakan pilihan jodoh berdasar kekuatan agamanya. Sebab, agamalah yang kekal dan bisa berjalan dalam waktu yang lama. 

Taribat Yadaka” dalam hadits Nabi adalah ungkapan yang maknanya sangat dalam. Makna lugasnya adalah “Tanganmu berlumur tanah”, tetapi yang Nabi maksudkan adalah, seseorang yang memilih calon jodoh berdasarkan pertimbangan agamanya akan menjadi penentu kebaikan perjodohannya nanti.

Jadi, di antara empat pilihan berupa harta, keturunan, tampang dan agama, yang Rasulullah jamin kepuasan dan kebahagiaannya adalah ketika pasangan memilih agamanya. 

Maka berilah pengertian kepada anak bahwa kebolehan memilih jodoh atas dasar harta tidak akan menjamin kebahagiaan, keturunan tidak menjamin kemuliaan, dan tampang tidak menjamin kebertahanan. Yang bertahan dan menjamin kepuasan adalah agama.

 

[Yazid Subakti]

 

___________________________

Bunda, udah tau belum kalo ada jasa aqiqah di Jogja yang praktis dan ekonomis, Aqiqah Al-Kautsar.

Aqiqah Al-Kautsar adalah layanan jasa aqiqah Jogja terbaik sejak 2012 dan sudah dipercaya oleh lebih dari 11.000 sohibul. Nah bagi Bunda yang berdomisili di Jogja dan sudah mulai memasuki masa HPL, Aqiqah Al-Kautsar bisa jadi rekomendasi layanan aqiqah Jogja yang praktis.

Jasa aqiqah Jogja Al-Kautsar menyediakan banyak pilihan menu. Daging kambing aqiqah diolah menjadi berbagai menu lezat, mulai dari masakan nusantara, masakan timur tengah, hingga western. Nah Bunda bisa memilih sesuai dengan selera Bunda dan keluarga.

Untuk pemesanan, Bunda bisa hubungi kami di 089603897933 atau datang langsung ke kantor kami di Jl. Kaliurang Km 4,5 Tawangsari CT II D2, Sleman, DIY.