Rihlah, Perjalanan Bermakna

Rihlah, Perjalanan Bermakna

Parenting – Banyak Manfaat perjalanan sesuai tujuannya. Misalnya perjalanan ke sebuah tempat wisata jelas bertujuan menikmati tempat tersebut. Jadi, apa makna sebenarnya dari rihlah?

  1. Bukan sekedar plesir 

Rihlah adalah menempuh perjalanan dari rumah menuju suatu tempat dengan kegiatan atau maksud tertentu di tempat yang dituju. Dalam bahasa sehari-hari kita sering menyebutnya piknik. Dalam acara piknik, nuansa selama perjalanan sampai tujuan biasanya dipenuhi oleh kesenangan-kesenangan, pelampiasan kegembiraan dan semua hal yang menyenangkan. Oleh karenanya disebut juga plesir (pleasure), yaitu bepergian untuk bersenang-senang. 

Tidak ada larangan untuk plesir, bahkan merupakan terapi menenangkan atau meredam gejolak jiwa bagi orang-orang yang terlalu lama suntuk dalam kejenuhan. Plesir atau piknik dapat menjadi penyegar dan pembangkit kembali energi yang terkuras selama berhari-hari bekerja. 

Namun demikian, jika perjalanan ini dimaksudkan untuk memberi edukasi bagi anak, maka yang lebih tepat adalah rihlah. Rihlah keluarga tidak jauh berbeda dengan piknik. Hanya saja didalamnya disisipkan pesan-pesan kebaikan dan berbagai latihan yang sengaja dirancang untuk membentuk kepribadian anak. 

  1. Manfaat rihlah 

Ada begitu banyak Manfaat rihlah sesuai tujuannya. Menempuh perjalanan ke sebuah tempat wisata  jelas bertujuan menikmati tempat tersebut. Jika rihlah ini dalam rangka mendidik anak, maka orang tua dapat memasukkan nilai-nilai kepribadian baik selama perjalanan dan saat di tempat tujuan sesuai objek yang dikunjungi. 

  • Menikmati keindahan alam

Main ke gunung bertujuan menikmati keindahan alam pegunungan. Wisata ke pantai menikmati suasana pantai dengan segala yang ada di sana. Wisata ke taman safari atau kebun binatang berarti menyaksikan keunikan satwa-satwanya. Saat menikmati keindahan, anak diajak bersyukur kepada Allah dan bertasbih sebagai ungkapan kagum atas kebesaran-Nya. 

  • Menambah wawasan

Anda dapat mengajak anak ke museum peninggalan benda bersejarah (benteng, benda-benda perjuangan masa lampau, peninggalan kerajaan masa lalu dan lain-lain) untuk menambah wawasan sejarah. Ini penting penting untuk menumbuhkan kebanggaan anak terhadap bangsanya dan menyadari bahwa bangsa ini merdeka karena sebuah perjuangan. Anda dapat menyampaikan betapa pentingnya menghargai jasa pahlawan, minimal dengan cara mendoakannya.   

  • Mengambil inspirasi

Ada perjalanan wisata yang ketika datang anak mendapat inspirasi dalam pikirannya. Wisata seperti berupa tempat-tempat unjuk keterampilan atau produksi barang-barang kreatif. Anda dapat mengajak anak ke lokasi pembuatan batik dan biarkan ia mencoba praktik membatik, atau kunjungan ke tempat perakitan pesawat untuk mengamati bagaimana  sebuah pesawat yang tampak sederhana itu dirakit dengan amat rumit. Tempat-tempat yang dapat menjadi sumber inspirasi lainnya misalnya ke stasiun ruang angkasa, stasiun teropong bintang, perkebunan modern, pusan tenun sarung, pameran karya kreatif dan sebagainya.      

  • Berpetualang

Ada kalanya keasyikan tidak dengan cara yang sepenuhnya nyaman. Dalam wisata petualangan, anda mengajak anak menaklukkan rasa takut dan menguji ketangguhan fisik dan mental melalui berbagai keadaan alam dan rintangan. And dapat mengajak anak menyusuri gua atau sungai bawah tanah, arung jeram di sungai berair deras, menjelajah hutan rumba, atau pendakian gunung. Tumbuhkan jiwa beraninya, tekad kuatnya, dan semangat membaranya.  

  • Menikmati sajian

Ini adalah jenis kunjungan yang tidak banyak pengorbanan dan biasanya murni hanya untuk bersenang-senang. Wisata seperti ini bisa dengan mendatangi pusat pusat kuliner untuk menikmati berbagai hidangan, menonton pentas atau pertunjukan kesenian, atau menghadiri pameran seni budaya.   

  1. Hindari hal-hal yang terlarang 

Pergi untuk berhibur atau bersenang-senang hukumnya mubah atau boleh asalkan tidak melakukan hal-hal terlarang atau mendatangi tempat dan peristiwa yang haram. Menikmati alam, menikmati sajian, mempelajari proses kreatif, menempa diri dengan berpetualang dan mengunjungi pusat makanan lezat adalah diperbolehkan. Perbuatan ini dapat meningkatkan rasa bahagia, melepas kejenuhan dan mengembalikan tenaga agar setelahnya dapat kembali melakukan aktivitas dengan fokus penuh. 

Hindari melakukan perbuatan terlarang, misalnya terlalu asyik bersenang-senang hingga hati menjadi lalai membuka aurat atau meninggalkan salat. Perlu antisipasi agar sebelum berangkat pastikan bahwa di tempat tujuan tidak sedang ada acara yang mengandung kemaksiatan misalnya pentas yang mempertontonkan lagu atau tarian vulgar dengan kerumunan penonton yang mabuk oleh minuman keras.   

  1. Agar tetap nyaman dan asyik 

Jangan sampai perjalanan mencari keasyikan berbuah kesedihan karena tertimpa  masalah yang menyebalkan. Bukannya mendapatkan kesenangan dan penyegaran jiwa, tetapi malah stress dan kekecewaan. 

  1. Tentukan waktu yang tepat, yaitu hari atau tanggal ketika anak libur sekolah dan Anda juga dalam keadaan luang atau sengaja meluangkan.  
  2. Batasi waktu dan durasi yang cukup, yaitu berapa lama perjalanan atau berapa lama akan berada di lokasi tujuan. Ini penting untuk menghindari anak lupa diri ketika terlalu asyik menikmati.  
  3. Biarkan anak ikut memilih lokasi atau tujuan. Acara ini bertujuan untuk kesenangan anak, maka anak berhak turut menentukan ke mana yang ia inginkan. 
  4. Siapkan perbekalan secukupnya, yaitu bekal yang tidak kurang dan tidak terlalu berlebih. Perbekalan makanan dan uang yang cukup untuk keperluan selama perjalanan dan di lokasi. 
  5. Nikmati tanpa harus memaksa diri bergaya mewah. Di lokasi keramaian wisata sering terjadi tindak kejahatan yang biasanya mengincar perhiasan atau harta pengunjung yang tampak memamerkan kemewahannya.  
  6. Pertimbangkan cuaca pada hari keberangkatan. Jika memungkinkan, pilih hari yang kemungkinan kecil akan terjadi  cuaca buruk (turun hujan, angin, petir dan lainnya)
  7. Siap siagakan segala kemungkinan darurat selama perjalanan dan di tempat tujuan, setidaknya dengan membawa  kotak pertolongan pertama.

 

[Yazid Subakti]