Menjelajahi Cita Rasa Makanan

Menjelajahi Cita Rasa Makanan

Kelahiran – Pada usia satu tahun, bayi Anda sudah dapat memakan makanan keluarga. Ia sudah mulai aktif menjelajahi cita rasa makanan.

A. Ia menjadi Pemilih makanan

Apa yang Ayah, ibu serta saudaranya makan ia boleh memakannya juga. Ia mulai menunjukan rasa suka atau tidak suka terhadap makanan. Tidak jarang ia akan menolak bola – bola daging cincang, padahal biasanya melahap habis makanan tersebut.

Anda perlu memperkenalkan beraneka jenis makanan kepada si kecil. Karena pengalaman mencicipi rasa, tekstur, dan bau makanan akan terekam dalam memorinya. Ketika ia menolak suatu makanan, cobalah di lain waktu. Coba pula dengan bentuk atau masakan yang berbeda. Bisa saja ketika usianya 6 bulan bayi Anda sangat tidak suka pisang, namun ketika menginjak usia 1 tahun pisang menjadi buah favoritnya. Anak- anak memang unik.

Pengalaman masa kecil tentang makanan akan mempengaruhi pola makannya ketika Ia dewasa. Jika kita terbiasa mengenalkan aneka ragam makanan maka kelak ketika dewasa pun mereka terbiasa dengan aneka makanan.

Jangan lupa untuk memberinya makanan sesuai kebutuhan tubuhnya. Jika Anda memberinya makan dengan porsi yang berlebihan, maka ia akan terbiasa untuk makan banyak melebihi kebutuhannya. Akibatnya bayi mungil Anda menjadi obesitas atau kelebihan berat badan Atau sebaliknya, jika makanan yang Anda berikan porsinya kurang maka si kecil akan menjadi balita yang kurus, kurang gizi yang rentan terkena penyakit infeksi.

B. Memberi makan dengan bijak

1. Makanan sehat

Jangan asal memberinya makan. Sayang bukan berarti memperbolehkan si kecil makan apapun. Ada beberapa rambu yang harus Anda perhatikan dalam hal ini.

Berikut adalah beberapa pedoman makan dan makanan untuk bayi anda:

Pedoman memperkenalkan makanan padat untuk bayi 6 – 1 tahun

 

Cita Rasa Makanan

Cita Rasa Makanan

Keterangan:
sdm = sendok makan
sdt = sendok teh

Pedoman asupan gizi pada anak usia 1 – 12 tahun

 

2. Bahan Tambahan Pangan (BTP)

Selain makanan dengan bahan murni, ada beberapa bahan yang sering ditambahkan dalam pengolahan makanan.

Berikut adalah pengelompokan BTP yang diizinkan digunakan dalam makanan menurut peraturan Menteri Kesehatan RI No.722/Menkes/Per/IX/88 :

Pewarna, yaitu BTP yang dapat memperbaiki atau memberi warna pada makanan. Contoh pewarna sintetik adalah amaranth, indigotine, dan napthol yellow.

Pemanis buatan, yaitu BTP yang dapat menyebabkan rasa manis pada makanan yang tidak atau hamper tidak memiliki nilai gizi. Contoh pemanis buatan adalah Sakarin, Siklamat dan Aspartam

Pengawet yaitu BTP yang dapat mencegah atau menghambat terjadinya fermentasi, pengasaman atau penguraian lain pada makanan yang disebabkan oleh pertumbuhan. Contoh pengawet adalah asam asetat, asam propionat dan asam benzoat.

Antioksidan yaitu BTP yang dapat menghambat atau mencegah proses oksidasi lemak sehingga mencegah terjadinya ketengikan. Contohnya adalah TBHQ (tertiary butylhydroquinone)

Antikempal, yaitu BTP yang dapat mencegah menggumpalnya makanan serbuk, tepung atau bubuk. Contoh jenis ini adalah kalium silikat.

Penyedap rasa dan aroma, penguat rasa, yaitu BTP yang dapat memberikan, menambah atau mempertegas rasa dan aroma. Contoh zat ini adalah Monosodium Glutamate (MSG).

Pengatur keasaman (pengasam, penetral dan pendapar), yaitu BTP yang dapat mengasamkan, menetralkan dan mempertahankan derajat asam makanan. Contohnya zat ini adalah agar, alginate, lesitin dan gum.

Pemutih dan pematang tepung, yaitu BTP yang dapat mempercepat proses pemutihan atau pematangan tepung sehingga memperbaiki mutu pemanggangan. Contoh pemutih dan pematang tepung adalah asam askorbat dan kalium bromat.

Pengemulsi, pemantap dan pengental, yaitu BTP yang dapat membantu terbentuknya dan memantapkan sistem dispersi yang homogen pada makanan

Pengeras yaitu BTP yang dapat memperkeras atau mencegah lunaknya makanan. Contoh pengeras adalah kalsium sulfat, kalsium klorida dan kalsium glukonat.

Sekuestan, yaitu BTP yang dapat mengikat ion logam yang terdapat dalam makanan, sehingga memantapkan aroma, warna dan tekstur. Contoh sekuestan adalah asam fosfat dan EDTA (kalsium dinatrium edetat).

BTP lain yang termasuk bahan tambahan pangan tapi tidak termasuk golongan di atas.
Contoh zat ini antara lain: enzim, penambah gizi dan humektan

C. Mempelajari nilai saat makan

Makan tidak hanya memasukkan makanan dalam mulut bayi Anda. Tetapi dalam proses makan terdapat banyak pembelajaran. Beberapa fungsi makan yang lain adalah:

mempelajari proses makan. Ketika memberinya makan, anda dapat menceritakan tentang makanan yang dimakannya itu dilumatkan dalam mulut oleh gigi0gigi. Setelah itu, makanan bercampur lidah kemudian ditelan. di dalam perut, makanan disimpan dulu di lambung, lalu sedikit demi sedikit masuk ke usus. Di usus inilah makanan diserap oleh darah dan menjadi bagian dari tubuh si Dede.

mengenal jenis bahan makanan dan masakan. Anda dapat mengajak masak bersama, atau menghindangkan makanan bersama. Ceritakan mengenai nama masakan itu dan terbuat dari apa. Si kecil akan senang mengetahui kalau ternyata puding dibuat dari rumput laut, santan kelapa diambil dari kelapa yang pohonnya tinggi, dan gulanya dari batang tebu yang diperas di pabrik tebu.

mengenal rasa, bau, tekstur. Sambil makan anda dapat memperkenalkan nama-nama rasa dan aroma. Puding ini rasanya manis gurih. Kalau telur rasanya gurih, kalau jeruk rasanya manis campur asam, dan sebagainya.

aneka zat gizi yang terkandung dalam makanan. Tidak salah jika sejak kecil anda membicarakan protein, vitamin, dan zat gizi lain yang amat populer. Ceritakan bahwa wortel itu sayuran sumber vitamin A, jeruk itu buah yang mengandung vitamin C, dan sebagainya.

makanan juga dapat menjadi sarana rekreasi bagi Anda dan si kecil. sambil makan, anda memutar lagu kesukaan, atau menonton video yang menceriakan suasana. Makan di taman sangat menyenangkan, sambil berbagi kisah dan bermain.

D. Menghadapi anak yang sulit makan

Buat makanan dengan bentuk yang menarik.
Buat puding dalam cetakan bentuk bintang, daun, dan sebagainya. Nasi tim dapat disajikan bersama hiasan daun bayam, potongan wortel, atau tomat.

Jangan dipaksakan saat itu juga, coba lain waktu.
Bayi kadang makan satu porsi tidak dalam sekali waktu. Ia ingin makan sesuap demi sesuap, diselingi permainan, kemudian melanjutkan kembali suapan selanjutnya. Ini normal, karena sistem pencernaannya masih ’belajar’ dan secara mental ia belum berkesadaran akan pentingnya makan.

Biarkan mereka menjadi koki, memilih makanan yang mereka mau.
Anda dapat menanyakan tentang menu pagi ini yang palin disukai si kecil. Atau, sediakan berbagai pilihan makanan dan biarkan ia memilihnya.

Tingkatkan aktivitas fisik agar lebih cepat terasa lapar.
Aktivitas fisik membakar kalori tubuh sehingga dengan otomatis tubuh membutuhkan kalori kembali saat inilah ia merasa lapar.

Berikan motivasi, katakan bahwa makan akan membuat ade sehat dan cerdas.
Kata-kata anda sesungguhnya adalah bumbu yang amat sedap. Katakan bahwa nasi tim ayam yang ia makan itu bikin bertenaga, susu yang ia minum bikin sehat dan kuat, ikan yang ia makan bikin cerdas dan cepat tinggi, dan sebagainya.

Pilih waktu yang tepat , jangan memberikan makan sehabis minum susu.
Sesuaikan jadwal makan sesuai kondisi bayi, bukan karena mood anda sebagai penyuap. Berikan makan tidak pada saat ia sehabis minum, dan tepat saat bangun tidur, menjelang tidur. Pemberian makan di waktu ini adalah kebiasaan buruk.

Tingkatkan komunikasi. Bacakan dongeng tentang manfaat makan, belanja bersama sambil memperkenalkan makanan baru dan katakan makanan tersebut sangat enak, slalu bertanya keinginan makan anak.

 

[Yazid Subakti]