Nutrisi Balita – Anak-anak balita mengalami perkembangan dan pertumbuhan yang sangat pesat. Perkembangan dan pertumbuhan fisik, intelektual dan sosial terjadi pada usia ini. Jika kekurangan zat gizi, maka daya tahan tubuhnya akan lemah sehingga rentan terserang penyakit.
Akibatnya, anak-anak akan mengalami hambatan dalam tumbuh kembangnya. Jika asupan makan anak sesui dengan kebutuhannya, maka mereka akan memiliki status gizi yang baik. Salah satu pemantauan status gizi yang paling mudah adalah dengan pengukuran antropometri, yaitu dengan mengukur berat badan dan tinggi badan.
Nafsu makan di usia anak-anak juga akan naik turun. Peran orang tua sangat besar terutama dalam menyediakan makanan yang disukai si kecil dan memotifasinya. Lingkungan yang nyaman, makanan yang lezat dapat membantu meningkatkan nafsu makannya. aktivitas fisik anak akan mulai meningkat, mereka tidak akan berhenti berlarian, bermain bongkar pasang atau sekedar mengejar seekor kucing.
Aktifitas fisik yang berlebihan dan kurangnya istirahat pun dapat menyebabkan kurangnya asupan makan. Kebiasaan lainnya adalah, memilih – milih makanan, menolak makanan tertentu atau hanya mau makan dengan makanan tertentu saja. Kebiasaan ini juga biasa terjadi diantara usia 1 – 5 tahun. Penyakit akibat virus, bakteri atau sakit gigi juga dapat menurunkan asupan si kecil.
Agar anak memiliki status gizi yang baik, asupan zat gizi dalam satu hari harus cukup.
Asupan zat gizi harus diterima si kecil sesuai dengan kebutuhannya. Jika tidak, ia akan mengalami gizi kurang. Sedangkan jika bahan makanan yang melebihi kebutuhan tubuhnya maka ia akan mengalami obesitas. Kurang gizi maupun obesitas akan menyebabkan gangguan kesehatan. ia menjadi sangat rentan terserang penyakit infeksi, bahkan dampak lebih jauh adalah kematian.
Pantaulah status gizi si kecil dengan rajin menimbang dan mengukur berat serta tinggi badannya. Waspadalah jika si kecil memiliki berat badan yang kurang dari seharusnya. Segera cari penyebab dan solusinya. Berkonsultasilah kepada tim medis.
Selain berat badan kurang, banyak pula anak- anak yang memiliki berat badan berlebih, bahkan mengalami obesitas. Anak- anak yang mengalami kelebihan berat badan lambat laun akan mengalami obesitas. Jika si kecil dari usia dini mengalami obesitas maka setelah dewasa ia akan kesulitan menurunkan berat badannya. Jika demikian, dikhawatirkan penyakit degeneratif akan mengancam jiwanya.
Orang tua yang tidak paham sering berbangga hati jika memiliki anak yang gemuk, overweight atau obesitas. Padahal seharusnya kita ikut berperan dalam menghambat laju kenaikan berat badannya. Ingat, sehat tidak identik dengan gemuk, tetapi berat badan yang ideal.
Obesitas disebabkan pola makan yang tidak seimbang serta pola hidup yang tidak sehat. Anak yang obesitas selalu mengkonsumsi makanan tinggi lemak, dan tinggi kalori serta serat yang sedikit bahkan mungkin tidak ada. Mereka juga jarang bahkan tidak pernah olahraga.
Televisi menjadi salah satu penyebab obesitas pada anak-anak. Televisi yang menayangkan berbagai iklan makanan menggiurkan membuat anak-anak tergoda untuk mencicipinya. Sayangnya tidak semua makanan dalam iklan termasuk makanan yang menyehatkan. Tingginya jam menonton TV, membuat mereka semakin asyik ngemil. Permainan yang tidak mengeluarkan banyak energi, seperti bermain games di komputer dan PS juga sebagai salah satu penyebab obesitas.
[Yazid Subakti]