Kandungan ASI – ASI memiliki komposisi yang spesifik pada setiap ibu, berubah dan berbeda dari waktu ke waktu sesuai dengan kebutuhan bayi saat itu (Roesli, 2005).
Kandungan nutrisi dalam cairan ASI antara lain albumin, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, faktor pertumbuhan, hormon, enzim, zat kekebalan, dan sel darah putih. Semua zat gizi ini tersusun atas jumlah dan takaran yang sangat akurat. Komposisi ini di awal penyusuan tidak sama dengan pada masa-masa penyusuan.
-
Daftatr Isi
Kolostrum
Pada saat pertama kali menyusui, cairan ASI berwarna kekuningan dan encer. Inilah kolostrum, air susu yang kaya zat anti-infeksi (10-17 kali lebih banyak dari susu matang) dan protein. Kolostrum membersihkan zat sisa yang terdapat dalam saluran pencernaan bayi agar bayi bersiap mencerna makanan berikutnya. Dibandingkan susu matang, kolostrum mengandung karbohidrat dan lemak serta total energy lebih rendah. Volume kolostrum 150-300 ml/24 jam dan keluar pada hari pertama penyusuan sampai sekitar hari ke-4 atau kadang masih ada sampai hari ke-7.
-
ASI transisi atau peralihan
Setelah masa-masa keluarnya cairan kolostrum, cairan ASI akan sedikit mengalami perubahan komposisi. Kadar protein semakin rendah, sedangkan karbohidrat dan lemak makin tinggi. Jumlah cairan yang keluar juga semakin melimpah. Namun demikian, susu ini belum sepenuhnya berupa susu matang (mature) yang keruh, sehingga disebut ASI transisi atau ASI peralihan; yaitu ASI yang keluar antara masa-masa kolostrum sampai menjelang produksi susu matang. ASI ini keluar sejak pertengahan pekan pertama menyusui dan berlangsung sampai akhir pekan kedua.
-
ASI matang (mature)
Setelah masa peralihan, cairan ASI yang keluar adalah susu yang sudah relatif stabil komposisinya. Cairan berwarna putih dan keruh, padat gizi dan mengenyangkan bagi bayi. ASI ini dikeluarkan pada sekitar hari ke-14 dan seterusnya, sampai masa ketika bayi tak lagi membutuhkan (minimal usia 2 tahun).
-
Perubahan komposisi saat penyusuan
Ini sangat unik. Selama menit-menit menyusu, bayi menelan ASI dengan komposisi yang antara awal dan akhirnya tidak selalu sama. Cairan yang pertama kali keluar yaitu foremilk atau susu permulaan yang komposisinya berbeda dengan ASI yang keluar kemudian (hindmilk). Keluarnya foremilk sangat melimpah sebagai sumber cairan yang cukup untuk menghilangkan rasa haus bayi. Selanjutnya, yang dihisap bayi adalah hindmilk saat menyusui hampir selesai dan mengandung lemak 4 sampai 5 kali lebih banyak dibanding foremilk. Sebagaimana sifat lemak yang menimbulkan sensasi kenyang, bayi yang telah menelan hindmilk pun merasa kenyang dan menyudahi penyusuannya.
[Yazid Subakti]