Daftatr Isi
Meniti Jalan ke Telaga Nabi Bersama Aqiqah Jogja
Aqiqah Jogja menyapa para pelanggan dimana pun berada. Melalui laman ini, Aqiqah Jogja mencoba menyediakan informasi-informasi menarik seputar Ibadah Aqiqah. Semoga dapat memberi manfaat kepada para pembaca,Insya Allah.
Aqiqah adalah bagian dari As-Sunnah
Aqiqah adalah salah satu Ibadah yang di syariatkan bagi kaum muslimin. Aqiqah sendiri diambil dari kata “al-qat’u” yang secara bahasa Aqiqah itu berarti “memotong”. Setiap bayi muslim yang lahir di anjurkan untuk di tunaikan Aqiqah-nya. Selain sebagai bentuk rasa syukur,juga sebagai penebus atas tergadaikannya jiwa bayi tersebut. Sebagaimana di kabarkan oleh Rasulullah dalam sebuah hadist,
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ كُلُّ غُلاَمٍ رَهِينَةٌ بِعَقِيقَتِهِ تُذْبَحُ عَنْهُ يَوْمَ سَابِعِهِ وَيُحْلَقُ وَيُسَمَّى
Setiap anak tergadaikan dengan aqîqahnya, disembelihkan untuknya pada hari ketujuh, digundul rambutnya dan diberi nama.
[HR. Abu Daud no. 2838, an-Nasâ’i no. 4220, Ibnu Mâjah, no. 3165, Ahmad 5/12. Syaikh al-Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih].
Al-Qur’an dan Sunnahh
Dengan di utusnya Nabi Muhammad Sallallahu’alaihi wa sallam sebagai penutup risalah langit, maka telah sempurna pula petunjuk atas umat manusia. Apa yang kemudian di bawa dan di ukir oleh Nabi Muhammad,telah di tetapkan sebagai hukum yang akan berlaku terus menerus sampai hari kiamat. Hukum-hukum tersebut bersumber dari wahyu yang secara langsung di titahkan kepada baginda Nabi melalui perantara Malaikat Jibril. Sebagaimana para Nabi dan Rasul terdahulu,Malaikat Jibril memberi kabar dalam masa dan periode tertentu. Risalah langit tidak hanya di turunkan menjadi hukum saja,namun terbagi dalam beberapa bentuk. Diantaranya ialah Hikmah,Sejarah,Keterangan-keterangan tentang Alam semesta,dll. Adapun tentang sejarah,Allah sering menyebutkan kisah-kisah yang terjadi pada Umat-umat terdahulu sebagai pembelajaran kepada Umat-umat yang akan datang. Agar Umat-umat yang akan datang mendapat pencerahan atas perkara yang muncul di masa mereka.
Melalui Rasulullah Muhammad,Allah menurunkan 2 (dua) sumber Ilmu yang menjadi rujukan terkait Hukum,Hikmah,Sejarah dll. Ialah Kitabullah Al-Qur’anul karim dan As-Sunnah. Barangsiapa yang ingin memperoleh keselamatan di Dunia dan juga Akhirat,maka hendaklah ia memperhatikan keduanya. Sebab dengan keduanya Allah meletakkan keridhaan-Nya atas seluruh umat manusia. Al-Qur’an yang di baca oleh umat muslim di seluruh dunia adalah perkataan Rabb yang maha tinggi Allah azza wa jalla. Sementara As-Sunnah ialah segala perilaku Nabi,baik perintah,larangan maupun diamnya Nabi dalam menyikapi perkara Agama. Seperti halnya Al-Quran,As-Sunnah juga merupakan rujukan yag di pakai sebagai sumber pengambilan Hukum dari masa ke masa.
Kedudukan Aqiqah Sebagi Pondasi Utama Bagi Buah Hati
Selain sebagai wujud rasa syukur kepada Allah atas kelahiran buah hati,pelaksanaan Aqiqah juga di tunaikan dalam rangka menghidupkan Sunnah Nabi. Di mana pada masa akhir zaman seperti ini,agaknya penting bagi kita untuk menganggap sebagai perkara yang utama,dalam menghidupkan Sunnah Nabi. Sunnah yang paling dekat dengan seseorang ialah Aqiqah. Dimana peran yang sangat penting justru berada di tangan kita,sebagai para orang tua pemelihara generasi emas kaum muslimin untuk masa yang akan datang.
Berdasarkan data pada bulan April tahun 2020 yang lalu,jumlah populasi muslim di indonesia mencapai 229 juta jiwa. Jumlah tersebut adalah 87% dari seluruh jumlah penduduk Indonesia. Itu artinya Indonesia menjadi salah satu Negara dengan populasi penduduk muslim terbesar. Dengan begitu,menjadi kewajiban kita sebagai garda terdepan dalam menjaga penerus generasi emas Islam untuk masa yang akan datang. Berangkat dari pemikiran tersebut,maka manjadi penting bagi seluruh Orang tua muslim di Indonesia khususnya,agar menunaikan ibadah Aqiqah untuk anak-anak mereka. Karena Aqiqah adalah Sunnah yang akan menjadi pondasi utama pada proses tumbuhnya nilai-nilai spiritual dalam jiwa setiap anak muslim.
Tata Cara Melaksanakan Ibadah Aqiqah
1.Aqiqah di Zaman Jahiliyah
Dahulu sebelum datangnya syariat Aqiqah pada masa Nabi Muhammad. Masyarakat Jahiliyah melaksanakan Aqiqah. Namun pelaksanaan Aqiqah yang mereka lakukan,terdapat kekeliruan di dalamnya. Semisal saja,mereka melumuri darah dari hewan sembelihan ke atas kepala bayi-bayi mereka. Hal ini adalah bentuk penyimpangan yang sudah di luruskan oleh baginda Nabi sallallahu’alaihi wa sallam,pada sebuah riwayat. Nabi Muhammad memerintahkan agar mengganti darah tersebut dengan minyak wangi.
كُنَّا فِى اْلجَاهِلِيَّةِ اِذَا وُلِدَ ِلاَحَدِنَا غُلاَمٌ ذَبَحَ شَاةً وَ لَطَخَ رَأْسَهُ بِدَمِهَا، فَلَمَّا جَاءَ اللهُ بِاْلاِسْلاَمِ كُنَّا نَذْبَحُ شَاةً وَ نَحْلِقُ رَأْسَهُ وَ نَلْطَخُهُ بزَعْفَرَانٍ
“Dahulu kami di masa Jahiliyah apabila salah seorang di antara kami mempunyai anak laki-laki, ia menyembelih kambing dan melumuri kepalanya dengan darah kambing tersebut. Maka, setelah Allah mendatangkan Islam, kami menyembelih kambing, mencukur (menggundul) rambut anak tersebut dan melumurinya dengan minyak wangi.” (HR. Abu Dawud)
Masyarakat Jahiliyah,apabila lahir seorang bayi di tengah-tengah mereka,maka mereka pun mengadakan ritual penyembelihan sebagai seserahan kepada berhala-berhala mereka. Kemudian pencukuran rambut juga dilakukan,setelahnya mereka pun melumuri darah dari hewan sembelihan ke atas kepala bayi-bayi mereka dengan kapas. Ritual yang mirip dengan Aqiqah ini di duga kuat mereka peroleh dari ajaran Nabi Ibrahim alaihisalam. Sebab,selain di terangkan di dalam Al-Qur’an bahwa Allah telah memerintahkan Ibadah sembelihan kepada Nabi Ibrahim,masyarakat Makkah Jahiliyyah juga merupakan keturunan-keturunan dari Kaum Muslimin pada masa kenabian Ibrahim. Terkait Ibadah sembelihan ini Allah juga berfirman,
“Katakanlah, ‘Sesungguhnya shalatku, ibadah menyembelih yang kulakukan, hidupku, dan matiku hanyalah untuk dan milik Allah Rabb semesta alam, tiada sekutu bagi-Nya. Demikianlah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama kali (dari umat ini) berserah diri (kepada-Nya)” (QS. Al-An’am: 162-163).
Tentang Ibadah Aqiqah pada masa Jahiliyyah juga telah di beritahukan oleh Ibunda Aisyah radhiallahuanha,dalam sebuah riwayat,
Dari ‘Aisyah, ia berkata, “Dahulu orang-orang pada masa jahiliyah apabila mereka ber’aqiqah untuk seorang bayi, mereka melumuri kapas dengan darah ‘aqiqah, lalu ketika mencukur rambut si bayi mereka melumurkan pada kepalanya”. Maka Nabi SAW bersabda, “Gantilah darah itu dengan minyak wangi.“ (HR. Ibnu Hibban juz 12, hal. 124, no. 5308).
2. Anjuran Untuk Ber-Aqiqah
Rasulullah bersabda dalam banyak hadist tentang anjuran untuk ber-Aqiqah. Antara lain adalah hadist dari samurah bin jundub berikut :
كُلُّ غُلاَمٍ مُرْتَهَنٌ بِعَقِيقَتِهِ تُذْبَحُ عَنْهُ يَوْمَ السَّابِعِ وَيُحْلَقُ رَأْسُهُ وَيُسَمَّى
“Setiap anak tergadaikan dengan aqiqahnya. Disembelih pada hari ketujuh, dicukur gundul rambutnya, dan diberi nama.” (HR. Ahmad 20722, at-Turmudzi 1605, dan dishahihkan al-Albani).
Aqiqah yang paling baik dan afdhal di lakukan pada hari ke-7 kelahiran. Namun demikian tidaklah mengapa apabila di lakukan setelahnya.karena menurut mayoritas ulama hukum Aqiqah sendiri adalah Sunnah Muakkadah (Sangat di tekankan), dan tidak sampai pada derajat Haram apabila meninggalkannya. Untuk bayi laki-laki adalah 2 ekor kambing, dan bayi perempuan adalah 1 ekor kambing. Hasil sembelihan di bagikan kepada Tetangga,Kerabat,Keluarga,dan orang-orang Fakir/Miskin dan kaum Dhuafa.
3.Sunnah-Sunnah Yang di Lakukan
Setelah menyembelih,mencukur rambut dan melumuri kepala bayi dengan minyak wangi. Kemudian siapkanlah sebuah Nama. Tentunya Nama yang paling baik maknanya. Karena umum di ketahui bahwa Nama merupakan bagian dari harapan dan Do’a. Menurut para ulama Nama yang paling baik adalah Nama yang di sandarkan pada penghambaan diri kepada Allah. Biasanya dimulai dari “abdul”/”abdu” kemudian di ikuti dengan Asmaul Al-Husna. Misalkan saja : Abd,Ghaffur,Abd.Rahman,Abd.Aziz dan seterusnya. Kemudian ada nama para Nabi-Nabi dan orang-orang Shalih. Seperti : Muhammad,Yusuf,Isa,Ibrahim. Lalu Nama-Nama orang shalih yang ternukil dalam Al-Qur’an maupun Hadist seperti,Imran,Husain,Hasan dan seterusnya.
Apabila sudah mendapati nama yang terbaik,maka sematkanlah nama tersebut di hari Aqiqah-nya. Lalu berdo’alah kepada Allah agar Buah Hati tercinta di jadikan anak yang shalih/Shaliha. Berbakti dan berbudi luhur serta memiliki ikatan kasih sayang yang kuat kepada kedua Orang tuanya.
Tentang Aqiqah Jogja Al-kautsar
Jangan lupa untuk mengunjungi laman website kami di aqiqahalkautsar.com,Intagram kami aqiqahalkautsar,Face Book kami Aqiqah Al-Kautsar Jogja. Untuk mendapatkan info-info yang menarik seputar Ibadah Aqiqah. Karena di Aqiqah Al-Kautsar Jogja,semua kemudahan dalam Ibadah Aqiqah bisa di atasi. Aqiqah Al-Kautsar Jogja merupakan jasa Aqiqah siap saji yang paling terpercaya di wilayah Yogyakarta dan sekitanya. Terbukti hingga hari ini,Aqiqah Al-Kautsar Jogja telah melayani 7000-an lebih pelanggan Aqiqah. Kami mengajak Ayah/Bunda untuk menunaikan ibadah Aqiqah buah hati,bersama Aqiqah Al-Kautsar Jogja.
Aqiqah Al-Kautsar, Layanan Terbaik Untuk Umat.