Jangan Bersedih, Jodoh itu Memilih

Jangan Bersedih, Jodoh itu Memilih

Pra Nikah – Jangan bersedih dengan datangnya jodoh yang tertunda, karena anda harus memilih yang paling beriman di antara mereka.

Allah ta’ala telah berfirman yang artinya,

“…..(Dan dihalalkan menikahi) wanita yang menjaga kehormatan di antara wanita-wanita yang beriman dan wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara orang-orang yang diberi Al Kitab sebelum kamu, bila kamu telah membayar mas kawin mereka dengan maksud menikahinya, tidak dengan maksud berzina dan tidak (pula) menjadikannya gundik-gundik. Barangsiapa yang kafir sesudah beriman (tidak menerima hukum-hukum Islam) maka hapuslah amalannya dan ia di hari kiamat termasuk orang-orang merugi.[ QS Al Maidah : 5]

Dari Abu Hurairah Radliyallaahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Perempuan itu dinikahi karena empat hal, yaitu: harta, keturunan, kecantikan, dan agamanya. Dapatkanlah wanita yang taat beragama, engkau akan berbahagia.” [Muttafaq Alaihi dan Imam Lima].

Dari Jabir bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Apabila salah seorang di antara kamu melamar perempuan, jika ia bisa memandang bagian tubuhnya yang menarik untuk dinikahi, hendaknya ia lakukan.” Riwayat Ahmad dan Abu Dawud dengan perawi-perawi yang dapat dipercaya. [HR Hakim].

Khadijah Memilih Muhammad

Siapakah yang tidak mengenal kebesaran Khadijah binti Khuwailid?

Bukhari dan Muslim meriwayatkan bahwa Ali ra pernah mendengar Rasulullah saw bersabda: Sebaik-baik wanita (langit) adalah Maryam binti Imran, dan sebaik-baik wanita (bumi) adalah Khadijah binti Khuwailid

Khadijah binti Khuwailid adalah janda yang mulia kedudukannya. Ia menarik pesona semua laki-laki bangsawan dan tokoh Mekah. Mereka berlomba-lomba mendekatinya. Tetapi khadijah tak bergeming. Ia tidak menginginkan orang kaya atau bangsawan yang dipuja oleh kaum jahiliyah. Hatinya telah memilih seorang pemuda suci yang selalu diceritakan kebaikannya oleh Misarah, pembantu setianya. Pemuda itu bernama Muhammad bin Abdullah.

Maka diutuslah Nafisah binti Muniyah kepada Muhammad untuk menyampaikan isi hati Khadijah. Dan pernikahan paling indah pun terjadi.

Rasulullah memilih Ali untuk Fatimah

Ketika itu usia Fatimah 18 tahun. Sudah lama Ali menyembunyikan keinginan untuk memperistri Fatimah. Keinginan tersebut bertambah menggebu setelah Rasulullah menikah dengan Siti Aisyah. Bagi Fatimah, Ali bukanlah orang asing, ia adalah anak paman Rasulullah, Abu Thalib. Keduanya dibesarkan dalam rumah yang sama dengan orang tua yang sama (Ali dikafil oleh Rasulullah sebagai balas jasa Rasulullah terhadap Abu Thalib). Tapi apa daya Ali tidak memiliki apa-apa untuk dijadikan sebagai mahar. Abu Bakar dan Umar mendahului Ali melamar Fatimah, keduanya ditolak Rasulullah dengan halus. Setelah penolakan itu keduanya menemui Ali agar melamar Fatimah. Maka pergilah Ali menemui Rasulullah untuk melamar Fatimah. Karena malu Ali menyampaikan lamarannya dengan cara halus. Rasulullah hanya menjawab: “Ahlan wa marhaban” lalu keduanya sama-sama diam. Keesokan harinya Ali kembali menemui Rasulullah, kali ini dengan terang-terangan ia melamar Fatimah, dan menjadikan baju besinya sebagai mahar.

Ibnu Abbas berkata: Ketika Ali menikah dengan Fathimah, Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda kepadanya: “Berikanlah sesuatu kepadanya.” Ali menjawab: Aku tidak mempunyai apa-apa”. Beliau bersabda: “Mana baju besi buatan Huthomiyyah milikmu?“. Riwayat Abu Dawud dan Nasa’i. Hadits shahih menurut Hakim.

Kemudian atas perintah Rasulullah ia menjual baju besinya seharga 470 dirham untuk keperluan perkawinannya. Demikianlah perkawinan putri Rasulullah, dengan Ali, pemuda faqir yang hanya memiliki baju besi untuk dijadikan mahar.

Musa telah dipilih oleh Nabi Syu’aib

Allah menunjukkan jalan terbaik bagi Musa untuk menemukan pendamping hidupnya. Ketika perjalanan hijrah telah sampai di Madyan, ia melihat sekumpulan orang yang sedang mengantri air pada sebuah sumur, untuk memberi minum ternak mereka. Di antara kerumunan itu terapat gadis yang selalu terkalahkan oleh desakan pengantri yang lain. Maka Musa segera menolong dan terjadilah perbincangan antara keduanya.

Gadis itu adalah putrid Syu’aib, seorang Nabi yang bijaksana. Maka dipanggillah Musa ke rumah utusan Allah itu dan tinggal selama beberapa waktu. Akhirnya, Nabi Syu’aib memilihnya menjadi menantu bagi putri kesayangannya.

Bersama isteri yang taat, Allah kemudian mengutus Musa sebagai Nabi-Nya, untuk berdakwah kepada bani Israil dan memberi peringatan kepada Fir’aun.

Katakan, “ijinkan aku memilih

memilihSesungguhnya memilih adalah jalan pikiran yang terang, jika seseorang yang menghendaki anda lebih dari seorang. Katakan kepada wali dan keluarga anda, bahwa anda memiliki hak untuk memilih.

Dari Ibnu Abbas Radliyallaahu ‘anhu bahwa ada seorang gadis menemui Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam lalu bercerita bahwa ayahnya menikahkannya dengan orang yang tidak ia sukai. Maka Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam memberi hak kepadanya untuk memilih. [HR  Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Majah].

Ibnu Abbas berkata: Nabi SAW  pernah mengembalikan puteri (angkat) beliau Zainab kepada Abu al-Ash Ibnu Rabi’ setelah enam tahun dengan akad nikah pertama, dan beliau tidak menikahkan lagi. [HR. Ahmad dan Imam Empat kecuali Nasa’i]

Katakana maksud hati kepada orang tua, bahwa anda memiliki criteria jodoh yang akan anda pilih. Mohonlah restu dari mereka dan mantapkan hati anda.

Jika mereka memiliki calon lain yang lebih dahulu mereka ketahui sedangkan anda tidak menginginkannya, sampaikan permohonan izin untuk memutuskan pilihan anda, dengan cara yang halus. Amati pilihan yang orang tua ajukan anda. Jika ia adalah orang yang baik akhlaknya dan kuat imannya melebihi pilihan yang anda tetapkan, maka berusahalah untuk menerimanya. Tetapi katakan kepadanya, “Ayah, Ibu, ijinkan aku memilih” jika pilihan anda ternyata lebih baik daripada pilihan orang tua anda.

[Yazid Subakti]