Stimulis Cerdas – Bagian 3: Persiapan Pemijatan

Stimulis Cerdas – Bagian 3: Persiapan Pemijatan

Kelahiran . Mulailah pemijatan dari bagian kaki, perut, dada, tangan muka dan punggung. Jika kesulitan maka mulailah dari bagian yang membuat si kecil semakin nyaman.

5. Persiapan pemijatan

a.Waktu yang tepat

Pemijatan dapat dilakukan kapan saja. Namun waktu yang dianjurkan adalah :

    • Pagi hari sebelum memulai aktifitas (akan mandi). Pemijatan dilakukan menjelang mandi adalah karena alasan kepraktisan, sebab sisa-sisa minyak pijat akan lebih mudah sekalian dibersihkan ketika mandi. Pemijatan pagi hari memberikan nuansa ceria bagi bayi. Ini pendidikan bagi si kecil untuk menyambut hari dengan optimis dan penuh syukur. Bagi keluarga, pemijatan yang menyenangkan di pagi hari buat si kecil akan menambah semangat melakukan segala aktivitas.
    • Pemijatan dapat sekitar 15 menit setelah si kecil makan. Pemijatan segera setelah makan dapat menyebabkan gangguan pencernaan atau bahkan bayi muntah karena lambung bayi belum siap diguncang dan gerak peristaltic masih berlangsung untuk mengantar makanan ke saluran pencernaan.
    • Malam hari (menjelang tidur).. Pemilihan waktu menjelang tidur bagus karena biasanya setelah pemijatan bayi akan merasa rileks dan mengantuk. Inilah pengantar ridur yang sangat baik karena tidur bayi menjadi sangat efektif.
    • Jangan membangunkan bayi hanya karena si kecil akan dipijat. Pemijatan pada waktu yang tidak tepat akan membuat bayi merasa terpaksa sehingga bayi bukannya semakin sehat, tetapi terganggu.
    • Waktu terlalu pagi, terlalu malam, atau ketika cuaca buruk bukanlah saat yang baik untuk memijat bayi karena hawa dingin dapat membuat bayi masuk angin. Jangan paksakan memijat jika waktu kurang mendukung.

b.Suasana yang tenang

Si kecil harus dalam kondisi yang tenang. Suasana tenang dan nyaman ini misalnya :

    • Saat bayi ceria, adalah saat terbaik untuk pemijatan. Jika si kecil rewel maka jangan memaksakan untuk dipijat karena ia akan semakin rewel dan memberontak. Untuk membuat bayi ceria, suasanakan dengan mengajaknya bercanda atau bermain-main sampai ia siap dipijat.
    • Hindari memijat bayi ketika ia dalam keadaan lapar karena bayi akan merasa tidak nyaman dan bahkan meronta.
    • Tidak hanya si kecil yang harus dalam keadaan tenang tetapi yang akan memijat pun harus dalam keadaan tenang. Selesaikan pekerjaan sebelum memijat dan luangkan waktu selama 15 menit agar pemijatan lebih optimal.
    • Pemijat sebaiknya dalam mimik muka yang siap tersenyum menebar kasih sayang.
    • Pancinglah bayi untuk tersenyum pula sehingga komunikasi melalui mimic muka terjadi.
    • Hindari memijat dengan tergesa-gesa atau gaduh. Memijat dengan tergesa, was-was, atau dalam keadaan terpaksa menyebabkan pijatan kasar dan tidak nyaman bagi bayi.
    • Bercandalah dengan bayi anda untuk menambah keharmonisan suasana.
    • Untuk mengiringi pemijatan putarlah musik klasik agar suasana lebih tenang dan rileks. Musik klasik yang menstimulasi otak misalnya Mozart, Dave Koz dan sebagainya. Untuk pemijatan pengantar tidur anda dapat memutar instrumen rileks yang menenangkan misalnya Kitaro, Richard Clayderman, atau lagu-lagu rohani.

c.Ruangan yang nyaman

Ruang yang nyaman untuk pemijatan si kecil adalah :

    • Ruangan untuk memijat upayakan yang hangat, tetapi tidak panas. Ruangan yang dingin atau terlalu banyak angin menyebabkan bayi kedinginan dan masuk angin. Untuk menghangatkan ruangan anda bias memasang lampu hangat.
    • Ruang kering dan tidak pengap. Ruang yang yang pengap dan lembab menyebabkan bayi gerah. Kulit bayi sangat sensitif merasakan pengap atau lembabnya ruangan sehingga ia akan terlihat resah saat dipijat.
    • Ruang tidak berisik. Suara-suara berisik mengganggu konsentrasi ibu dan bayi. Untuk menciptakan ketenangan, pastikan suara yang mengisi ruang adalah suara ibu, ayah, dan iringan musik lembut.
    • Penerangan harus cukup. Ini penting agar tidak terjadi kesalahan akurasi pada daerah yang dipijat. Penerangan yang remang-remang atau gelap menyulitkan ibu untuk membedakan warna kemerahan kulit si kecil bekas pemijatan. Warna ini mengindikasikan bahwa pemijatan telah cukup.
    • Hindarkan aroma atau bau-bauan yang mengganggu. Bila ingin menerapkan aroma terapi cukup dengan aroma yang muncul dari minyak pijat saja. Sebisa mungkin tidak menggunakan pewangi ruangan aerosol atau benda baker (dupa) karena jenis pewangi ini dapat membuat bayi alergi.

d.Siapkan peralatan

Sebelum memijat siapkan peralatan yang dibutuhkan, misalnya:

    • Alas yang empuk dan lembut, misalnya kasur atau busa yang terlapisi dengan kain lembut. Luas alas ini adalah sebesar kira-kira bayi dan Ibu dapat bergerak dengan bebas. Alas ini sebaiknya dalam posisi datar.
    • Handuk/lap lembut dan nyaman untuk kulit bayi. Handuk atau lap ini untuk membersihkan sisa-sisa minyak yang menempel pada kulit bayi.
    • Popok, untuk menutup bagian tubuh bayi setelah dipijat. Penyiapan popok yang terlambat (setelah dipijat baru disiapkan popok) menyebabkan bayi harus menunggu waktu sehingga kedinginan.
    • Baju ganti, untuk mengganti baju lama setelah selesai pemijatan.
    • Siapkan juga minyak untuk memijat seperti baby oil, lotion, dan minyak zaitun. Baby oil biasanya terbuat dari minyak alami dari biji-bijian. Sebaiknya memilih lotion yang aman dan tidak mengandung bahan kimia berbahaya. Minyak zaitun sangat baik dalam perawatan kulit, termasuk kulit bayi karena sifatnya yang lembut dan melembabkan. Sebaiknya tidak menggunakan minyak aroma terapi kecuali di bawah pengawasan dokter spesialis anak.
    • Sediakan air hangat beserta handuk kecil dan waslap bila seusai pemijatan perlu untuk menyeka bayi dari bekas minyak.

e.Tangan yang aman untuk memijat

Tangan dikatakan aman bila :

    • Dalam keadaan bersih, yaitu dengan mencucinya (menggunakan sabun dan antiseptic) sebelum pemijatan. Tangan yang kurang bersih dapat menjadi penular kuman, terutama penyakit kulit pada bayi.
    • Dalam keadaan kering air (usap dengan lap setelah cuci tangan). Tangan yang basah menyebabkan bayi kedinginan atau kulit bayi tidak nyaman.
    • Hangat (tidak dalam kondisi tangan kedinginan). Kulit bayi sangat peka dengan suhu tangan ibu dan tidak nyaman bila tangan yang menyentuhnya itu dingin.
    • Aman. Untuk membuat tangan aman dapat dengan memotong kuku dan melembutkannya. Kuku yang panjang atau mencuat dapat menyebabkan goresan pada kulit bayi. Ingatlah bahwa kulit bayi sangat tipis dan sensitif.
    • Tanpa perhiasan (baik cincin maupun gelang). Keberadaan cincin atau gelang atau aksesoris lain yang terbuat dari logam atau plastic dapat melukai kulit bayi.

f. Posisi yang tepat

Carilah posisi yang membuat si kecil semakin tenang ketika dipijat.

Mulailah pijatan dari bagian kaki, perut, dada, tangan muka dan punggung. Jika kesulitan maka mulailah dari bagian yang membuat si kecil semakin nyaman.

Demikian pula posisi pemijat. Pemijat harus mendapat ruang cukup untuk menempatkan diri dengan posisi menyesuaikan keinginan bayi. Posisi pemijat yang tidak optimal menyebabkan pemijatan tidak berjalan baik dan kontak batin antara pemijat dan bayinya kurang terjalin.

Ada dua posisi mendasar ketika melakukan pemijatan bayi, yaitu posisi terlentang (berbaring) dan posisi tengkurap. Dalam kedua posisi ini, posisi pemijat adalah di bagian bawah (arah kaki) si bayi. Posisi ini adalah posisi tatap mata yang paling baik antara pemijat dengan bayinya. Dengan posisi pula jangkauan tangan pemijat menjadi efektif karena baik tangan kanan maupun tangan kiri sama-sama dapat melakukan aktivitas pemijatan secara bergantian.

 

[Yazid Subakti]